REPUBLIKA.CO.ID, Bagi Pimpinan Pusat (PP) Aisyiyah pendidikan adalah ujung tombak dakwah Aisyiyah. Karena melalui pendidikan dapat melahirkan kader penerus bangsa yang kelak menjadi pemimpin umat. Aisyiyah juga berpandangan bahwa dakwah tidak hanya dilakukan di lembaga pendidikan saja, tetapi juga di dalam keluarga.
Ketua PP Aisyiyah yang mengkoordinasi Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah, Majelis Hukum dan HAM, dan Lembaga Lingkungan Hidup, Prof Masyitoh Chusnan mengatakan, fungsi sekolah dan perguruan tinggi sebagai pencetak kader Aisyiyah, Muhammadiyah, umat, dan bangsa. Melalui sekolah-sekolah dan perguruan tinggi, Aisyiyah mencetak generasi penerus bangsa yang militan sesuai dengan tujuan Muhammadiyah.
Di samping dakwah melalui lembaga pendidikan, dakwah Aisyiyah dan Muhammadiyah juga dilakukan di dalam keluarga agar menjadi keluarga sakinah. "Dakwahnya melalui keluarga, dari keluarga sakinah menuju qaryah thayibah, yakni desa dan kota yang baik, aman dan tenteram," kata Masyitoh kepada Republika, Selasa (26/12).
Ia melanjutkan, dari qaryah thayibah menjadi baldatun thoyyibatun wa rabbun ghaffur. Yakni menjadi negara yang aman, tentram dan diridhoi serta diampuni Allah SWT. ‘’Cita-cita Aisyiyah inginnya seperti ini, semua ini diperjuangkan melalui dakwah di bidang pendidikan dan dari keluarga," paparnya.
Masyitoh menegaskan, pendidikan membentuk karakter bangsa. Melalui pendidikan anak-anak yang akan memimpin di kemudian hari dibentuk. "Jadi sudah sangat jelas, pendidikan merupakan ujung tombak dakwah Aisyiyah," ujarnya.
Dia mengungkapkan, Aisyiyah juga punya visi untuk terus berbuat kebaikan. Beberapa provinsi sudah berniat untuk memiliki Perguruan Tinggi Aisyiyah. Kalau Sekolah Tinggi Aisyiyah sudah cukup banyak, seperti Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan, Sekolah Tinggi Ilmu Pendidikan, Akademi Kebidanan, Akademi Keperawatan, dan lain sebagainya.
Universitas Aisyiyah di Yogyakarta menurutnya, kualitas perkembangan akademiknya sudah cukup signifikan. Sekarang akreditasi institusinya sudah bagus. "Jadi dari sini bisa kita lihat kualitas perguruan tinggi yang dimiliki Aisyiyah terus meningkat dari segi kuantitas dan kualitas, Insya Allah," ujarnya.
Sarana dakwah
Dunia pendidikan, kata dia, merupakan sarana dakwah Aisyiyah dan Muhammadiyah. Aisyiyah memandang dunia pendidikan adalah ujung tombak dakwah Aisyiyah. Bagi Aisyiyah, perguruan tinggi merupakan tempat peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) ummat. Perguruan tinggi juga sebagai pusat pembentuk SDM untuk ummat dan masyarakat.
Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) tersebut juga berpandangan, perguruan tinggi merupakan supplier pemimpin umat dan masyarakat. Perguruan tinggi dipandang sebagai pusat penelitian dan pengembangan masalah keagamaan, kemasyarakatan, dakwah, dan lain-lain. Berbagai macam fakultas yang ada di perguruan tinggi itu bisa berbuat untuk kepentingan umat dan bangsa.
Masyitoh menambahkan, terminologi berkemajuan seperti sudah menjadi trademark Muhammadiyah. Menurutnya, perempuan yang berkemajuan adalah mereka yang menyemaikan benih-benih kebenaran, kebaikan, kedamaian, dan keadilan. Artinya menyemaikan benih-benih yang sifatnya positif.
"Perempuan berkemajuan menurut hemat saya adalah perempuan yang punya pemikiran yang positif, punya visi jauh ke depan, sikap dan perilakunya bisa diteladani, berkualitas, itu perempuan berkemajuan," katanya.