Rabu 03 Jan 2018 22:29 WIB

'Pilgub NTB, Pertarungan Parpol dan Perseorangan'

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Bayu Hermawan
Ilustrasi Pilkada Serentak
Foto: Republika/ Wihdan
Ilustrasi Pilkada Serentak

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pemilihan kepala daerah (Pilkada) Nusa Tenggara Barat (NTB) akan digelar pada tahun ini. Pertarungan Pilkada NTB diprediksi akan berjalan menarik, meningat TGH Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) sudah tidak dapat maju lagi di Pilkada kali ini, karena sudah dua kali menjadi Gubernur NTB.

Nama-nama bakal pasangan calon yang terus menguat ialah Zulkieflimansyah-Siti Rohmi Djalilah (Anggota DPR-Rektor Universitas Hamzanwadi), Ahyar Abduh-Mori Hanafi (Wali Kota Mataram-Wakil Ketua DPRD NTB), dan Suhaili-Amin (Bupati Lombok Tengah-Wakil Gubernur NTB).

Menurut Direktur Lembaga Kajian Sosial dan Politik M16 Mataram Bambang Mei Finarwanto, kontestasi Pilgub NTB 2018 akan lebih seru dan menjadi ajang adu gengsi antara pasangan calon (paslon) yang diusung partai politik dengan paslon perseorangan.

Adalah Ali Bin Dahlan, Bupati Lombok Timur yang memilih jalur perseorangan dengan menggandeng Lalu Gede Sakti dan digadang-gadang akan menjadi saingan kuat dari ketiga paslon yang diusung parpol.

"Pilgub NTB 2018 merupakan ajang adu kuat dan gengsi politik paslon yang didukung parpol dan yang independen," ujar Bambang di Mataram, NTB, Rabu (3/1).

Figur Ali-Sakti yang memilih jalur perseorangan, lanjut Bambang, akan menambah semangat parpol dalam memperkuat dan mengamankan pemilihnya. M16 menilai, kemenangan paslon yang diusung parpol memiliki arti berjalannya mesin parpol di basis pemilih.

Sedangkan, kemenangan paslon perseorangan bisa dimaknai macetnya mesin parpol di akar rumput. Bambang melanjutkan, dari berbagai survei menyimpulkan belum ada satupun paslon yang memiliki tingkat elektabilitas di atas 20 persen.

"Kisarannya masih di angka 7 persen hingga 16 persen dengan swing voter masih tinggi persentasenya. Paslon yang tren pergerakan elektabilitas naik secara signifikan yakni paket Zul-Rohmi," lanjut Bambang.

Bambang melanjutkan mengatakan belum tingginya elektabilitas lantaran belum adanya penetapan resmi tentang paslon. "Tingkat elektabilitas semua paslon akan naik secara signifikan saat sudah resmi mendaftar di KPU," ucap Bambang.

Selain itu, M16 juga memberikan atensi kepada PKS NTB yang memberikan dukungan kepada kadernya sendiri, Zulkieflimansyah maju sebagai bakal calon gubernur NTB. "Meskipun banyak pihak ragu paket Zul-Rohmi bisa menang, tapi PKS tetap memberikan kepercayaan politik secara penuh," ujar Sekretaris M16 Lalu Athari Fadlullah.

Athar juga menyoroti paket Ahyar-Mori yang dinilai belum optimal dalam menggarap suara di tingkat basis, khususnya di Pulau Sumbawa dan menggerakkan mesin parpol pengusungnya.

"Pascadeklarasi, paket Ahyar-Mori, cenderung cooling down, sementara paslon lain giat bergerak ke setiap basis basis pemilih potensial," ungkap Athari.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement