REPUBLIKA.CO.ID, RUSIA -- Amerika Serikat mengembangkan kompleks rudal baru yang melanggar Perjanjian tentang Penghapusan Rudal Tingkat Menengah dan Rudal Jarak Jauh (Perjanjian Pasukan Nuklir Menengah) dan (Perjanjian Interfensi Nuklir). Adanya rudak ini Amerika mampu meratakan Moskow.
Sumber di Pravda Ru mengatakan dana untuk proyek tersebut telah diterima berdasarkan Undang-Undang Alokasi Pertahanan Nasional untuk tahun fiskal 2018 (NDAA'18). Perlu dicatat bahwa AS melanjutkan dari adanya pelanggaran Rusia atas Perjanjian INF sebagai fakta yang telah terbukti.
Para ahli mengatakan bahwa Rusia telah menciptakan dan menggunakan sistem rudal darat berbasis darat dengan rudal jelajah SSC-8 (sebutan Rusia 9M729), yang jangkauannya membuatnya sesuai dengan batasan perjanjian (kisaran yang dilarang adalah dari 500 sampai 5.500 km).
Ayat 1 Pasal VI Traktat INF ini melarang produksi rudal atau tahap dan peluncurnya. Perjanjian tersebut juga melarang setiap percobaan rudal yang baru dibangun, walaupun Lockheed Martin menguji sistem rudal RUPS AGM-158C LRASM yang menjanjikan pada musim panas 2017.
Produk rudal ini diciptakan untuk Angkatan Laut AS berdasarkan rudal jelajah jarak jauh AGM-158B JASSM-ER dengan sedikit modifikasi. Ini seperti pemasangan radar homing head dan peralatan baru untuk transmisi data.
Sebagai tanggapan terhadap penarikan AS dari Perjanjian INF, Rusia menyataan dapat menggunakan senjata nuklir non-tradisional. Anggota Akademi Ilmu Rudal dan Artileri Rusia, Konstantin Sivkov, mengatakan bahwa kesepakatan mengenai keterbatasan senjata nuklir mengatur jumlah hulu ledak, namun bukan jumlah keseluruhannya.
Dengan demikian, ini membuka peluang untuk penciptaan senjata dengan setara TNT lebih dari 100 megaton. "Penggunaan senjata semacam itu dapat memicu proses geofisika bencana di AS, misalnya, letusan gunung berapi Yellowstone," kata Sivkov.
Penghentian Perjanjian INF sebenarnya untuk menghapus pembatasan rudal jelajah strategis yang diluncurkan. Maka, keputusan Rusia untuk melanjutkan produksi rudal Kurier modern itu datang sebagai tanggapan terhadap kemungkinan penarikan AS dari Perjanjian INF.
Pravda.Ru