Selasa 20 Feb 2018 19:28 WIB

Fenomena Orang Gila dan Strategi Ghost Protocol

Kemunculan orang gila secara bersamaan atau berdekatan waktunya sangat ganjil.

Rep: Ali Mansur/ Red: Agus Yulianto
Orang gila serang ustaz
Foto: republika
Orang gila serang ustaz

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fenomena orang gila merusak tempat ibadah dan menyerang tokoh agama belakangan ini, membuat masyarakat khawatir. Masyarakat melihat kasus ini terus berkembang dan tidak sedikit yang mengaitkan dengan isu politik.

Koordinator Indonesia Crime Analyst Forum (ICAF), Mustofa B Nahrawardaya mengatakan, tanpa ada yang menggerakkan, sangat tidak mungkin orang-orang gila bisa berkoordinasi seperti itu. Karena, kasus-kasus yang terjadi memiliki pola yang sama, korban pun sama, dan pelaku juga demikian memiliki karakter sama, yaitu dianggap sakit jiwa.

Aktivis Muhammadiyah itu berpendapat, ada ghost protocol yang sedang berjalan dalam kasus fenomena orang gila aniaya pemuka agama ini. "Kemungkinan ada yang memberlakukan ghost protokol alias SOP liar. Tidak tersentuh aktor intelektualnya atau dalangnya. Bisa dirasakan ada dalangnya, tapi tak mudah menemukan posisi dan identitasnya," ungkap dia saat dihubungi melalui pesan singkat, Selasa (20/2).

Mustofa menambahkan, menyerang atau tidak, tapi kemunculan orang gila secara bersamaan atau berdekatan waktunya sangat ganjil. Sebab, lanjutnya, sangat tidak mungkin dilakukan oleh orang gila. Oleh karena itu, Mustofa meminta Pemerintah harus melakukan verifikasi ke 38 Rumah.

"Sakit jiwa yg ada di seluruh Indonesia. Pastikan bahwa, mereka yang mendatangi ulama, pesantren, atau masjid, bukanlah dari RSJ milik Pemerintah," tegasnya.

Memang dalang dibalik strategi ghost protocol belum dapat diketahui meski bisa dirasakan keberadaannya. Dalam kasus kegilaan di Indonesia ini, si aktor intelektualnya atau dalang ingin memberi pesan pada para musuhnya. Pesannya, Mustofa menduga, agar tidak melakukan tindakan yang merugikan si dalang. Yakni dengan cara mengirim orang gila.

"Sebagian yang dikirim berhasil memberi pesan luka, bahkan nyawa. Sebagian lagi gagal adanya," keluh Mustofa.

Masih kata Mustofa, belajar dari kebijakan presiden Richard Nixon pada kurun waktu 1969 hingga 1974. Presiden Amerika Serikat pertama yang mengundurkan diri itu mengeluarkan kebijakan protokol gila. Maka saat itu Amerika Serikat ingin menakuti musuh-musuh Amerika menggunakan ghost protocol ini. "Dengan strategi ghost protocol, Nixon berharap, pihak lawan sudah minder sebelum berperang," ujarnya

Ghost Protocol sendiri adalah judul seri film Mission Imposible ke-4, pada 2011 silam. Dalam Ghost Protocol, agen Ethan Hunt (Tom Cruise) dituduh sebagai teroris yang menghancurkan Kremlin di Moskow, Rusia. Pemerintah AS akhirnya membubarkan Impossible Mission Force (IMF) dan memberlakukan Ghost Protocol agar Ethan Hunt beserta rekannya tetap bisa menjalankan misinya secara "ilegal" untuk melacak dalang pengeboman Kremlin.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement