REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG-- Badan Ekonomi Kreatif menilai usaha kuliner Indonesia saat ini lebih berkembang dari sebelumnya. Bekraf pun terus mendorong berbagai usaha kuliner di berbagai daerah berkembang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Usaha kuliner di Indonesia yang pasti lebih berkembang dari tahun-tahun sebelumnya. Hal itu bisa dilihat dari adanya usaha kuliner baru, restoran baru, hingga makanan baru sehingga menggembirakan," kata Kasubdit Dana Masyarakat Direktorat Akses Nonperbankan Badan Ekonomi Kreatif Hanifah Makarim di Semarang, Kamis (1/3).
Kendati demikian, Hanifah memberikan catatan yang perlu diperhatikan para pelaku usaha kuliner di Indonesia agar bisa bertahan serta terus berkembang. "Produk kulinernya harus enak dan memiliki nilai plus dibandingkan produk makanan lainnya, tidak sekadar meniru," ujarnya usai membuka Sosialisasi Food Startup Indonesia 2018 di salah satu hotel di Semarang.
Menurut dia, para pelaku usaha kuliner perlu melakukan pencatatan penjualan, memahami laporan keuangan, serta memisahkan antara keuangan rumah tangga dengan keuangan usaha. "Para pelaku usaha kuliner harus memahami cara mengelola bisnis yang benar, capacity building itu penting, bagaimana meningkatkan pengetahuan, apa yang sedang berkembang, selalu meng-update agar tidak ketinggalan zaman," katanya.
Deputi Akses Permodalan Badan Ekonomi Kreatif Fadjar Hutomo mengungkapkan, kuliner menjadi penyumbang produk domestik bruto ekonomi kreatif Indonesia terbesar pada 2016 yakni 41,40 persen yang mencapai Rp 383 triliun.
"Para pengusaha rintisan (startup) kuliner di Indonesia berpeluang tergabung pada ekosistem kuliner yang dibuat Bekraf melalui platform Food Startup Indonesia 2018, serra berkesempatan mendaftar 'demo day' FSI 2018 pada akhir Juli," ujarnya.