Senin 05 Mar 2018 17:04 WIB

Akuisisi Dawaa, KF Lebarkan Sayap ke Timur Tengah

Ekspansi bisnis ini untuk mendukung pemerintah dalam pelayanan kesehatan jamaah haji.

Apotek Kimia Farma (Ilustrasi)
Foto: kimia farma
Apotek Kimia Farma (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Farmasi terbesar di Indonesia, PT Kimia Farma (Persero) Tbk memperluas bisnis ke Timur Tengah. BUMN ini mengakuisisi 60 persen saham Dawaa Medical Limited Company (Dawaa), anak perusahaan Marei Bin Mahfouz (MBM) Group yang berbasis di Arab Saudi.

"Penyertaan modal Kimia Farma di Dawa mencapai 38 juta real Arab Saudi atau setara sekitar Rp133 miliar, yang digunakan untuk pengembangan bisnis perusahaan," kata Direktur Utama Kimia Farma, Honesty Basyir, di Jakarta, Senin (5/3).

Penandatangan perjanjian pemegang saham ditandai dengan pembentukan perusahaan patungan (JV) Kimia Farma Dawaa antara Dirut Kimia Farma Honesty Basyir dan CEO MBM Mahfouz Bin Marei Bin Mahfouz. Menurut Honesty, aksi korporasi ini sekaligus menandai mulai beroperasinya Kimia Farma Dawaa yang secara efektif pada Maret 2018.

Dia menjelaskan, ekspansi bisnis Kimia Farma ke luar negeri, khususnya di Arab Saudi dan Middle East and North Africa (MENA) sebagai strategi pengembangan bisnis dan pasar dalam meningkatkan benefit bagi para pemangku kepentingan. "Sebagai BUMN Farmasi, Kimia Farma tidak hanya hadir untuk masyarakat di negeri sendiri, tetapi juga di luar negeri," ujar Honesty.

Ekspansi bisnis ini sekaligus untuk mendukung program Pemerintah Indonesia dalam melayani kebutuhan pelayanan kesehatan Jamaah Haji dan Umrah Indonesia yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, serta melayani Warga Negara Indonesia yang bekerja di Arab Saudi.

Untuk menjalankan kegiatan perdagangan (wholesale) farmasi, kosmetik, alat medis dan pengelolaan apotek (ritel), Dawaa saat ini meiliki jaringan apotek sebanyak 31 gerai, yang terdiri atas 10 gerai di Makkah dan 21 gerai di Jeddah. Disamping itu, terdapat 2 pusat distribusi di Makaah dan Jeddah.

"Setelah pembentukan Kimia Farma Dawaa diharapkan dalam waktu dekat jumlah gerai akan ditambah sebanyak 90 gerai," ujarnya.

Kimia Farma memilih Arab Saudi sebagai pintu masuk penetrasi pasar ke wilayah Timur Tengah, karena prospek bisnis kesehatan di Arab Saudi cukup menjanjikan dengan estimasi nilai pasar farmasi sebesar 20 miliar dolar AS pada tahun 2020.

Sementara itu, CEO MBM Marei Bin Mahfouz mengatakan, Kimia Farma Dawaa tahap awal akan fokus ke distribusi dan ritel apotik termasuk membuka gerai di dekat Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah, serta mendukung layanan kesehatan bagi jamaah haji dan umrah. "Kerja sama ini diharapkan berdampak pada industri kesehatan di Arab Saudi, dalam memberikan layanan kesehatan bagi masyarakat Arab Saudi," tegasnya.

Dalam jangka panjang, Kimia Farma Dawaa juga terbuka untuk membangun pabrik farmasi di Arab Saudi. "Selain untuk mamasok produk-produk farmasi ke pasar Timur Tengah, produksi dari pabrik farmasi Kimia Farma Dawaa juga nantinya diekspor ke negara-negara di kawasan Afrika," tuturnya.

sumber : a
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement