Kamis 15 Mar 2018 03:12 WIB

Komunitas Tangkarkan Telur Penyu di Bengkulu

Penangkaran telur penyu menggunakan sistem donasi.

Tukik atau anak penyu jenis sisik (Eretmochelys Imbricata) di dalam kolam yang terbuat dari terpal di penangkaran penyu sementara. (Ilustrasi)
Foto: ANTARA/David Muharmansyah
Tukik atau anak penyu jenis sisik (Eretmochelys Imbricata) di dalam kolam yang terbuat dari terpal di penangkaran penyu sementara. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Komunitas penyelam Bengkulu yang bergabung dalam Rafflesia Bengkulu Diving Club menangkarkan sebanyak 170 butir telur penyu jenis sisik (Eretmochelys imbricate) di area penangkara Pantai Tapak Paderi, Kota Bengkulu. Koordinator Rafflesia Bengkulu Diving Club (RBDC), Ari Anggoro mengatakan telur penyu itu diamankan oleh kelompok pelestari penyu di Pekik Nyaring dan dieramkan di bak pengeraman yang baru dibangun.

Ia mengatakan bak pengeraman dan pemeliharaan anak penyu baru dibuat secara bergotong-royong oleh anggota komunitas. Dengan dana swadaya, mereka membuat tiga sarang penetasan dan satu bak dari semen dan diisi pasir laut untuk pembesaran tukik atau anak penyu tersebut.

Ari mengatakan komunitas membuka donasi dari masyarakat luas untuk berpartisipasi mendukung pelestarian penyu di wilayah Provinsi Bengkulu. "Donasi satu anak tukik sebesar Rp10 ribu jadi sistem adopsi dari donator untuk membantu pemeliharaan anak penyu sebelum dilepasliarkan," ucapnya, Rabu (14/3).

Dosen Jurusan Kelautan Universitas Bengkulu itu menambahkan bahwa para donator akan mendapatkan laporan rutin tentang perkembangan telur hingga berhasil menetas menjadi tukik. Menurut data Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu-Lampung, ada tujuh jenis penyu di dunia dan enam jenis hidup di perairan Indonesia.

Dari enam jenis penyu di perairan Indonesia, empat jenis termasuk penyu sisik tercatat mendarat dan bertelur di pesisir Bengkulu. Selain penyu sisik, tiga jenis penyu lainnya yang singgah dan bertelur di pesisir Bengkulu yakni penyu hijau (Chelonia mydas), penyu pipih (Natator depressus), dan penyu belimbing (Dermochelys coriaceae).

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement