Kamis 29 Mar 2018 20:01 WIB

Transjakarta Berharap Koridor I tak Hilang Meski Ada MRT

Bus Transjakarta di koridor Blok M-Jakarta Kota dinilai vital.

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Ani Nursalikah
Bus TransJakarta terbaru merek Zhongthong melaju di busway koridor I Jakarta Kota-Blok M di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (4/1).
Foto: ANTARA/Andika Wahyu
Bus TransJakarta terbaru merek Zhongthong melaju di busway koridor I Jakarta Kota-Blok M di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (4/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Transjakarta Budi Kaliwono berharap koridor 1 Transjakarta tidak dihilangkan meski nantinya MRT mulai beroperasi. Keberadaan bus Transjakarta di koridor Blok M-Jakarta Kota ini dinilainya sangat vital dan dibutuhkan banyak masyarakat.

"Kami berharap tidak dihapus dahulu supaya kami bisa tetap melayani pelanggan dengan baik. Menurut kami agak riskan jika koridor 1 dihapuskan," kata dia saat dihubungi, Kamis (29/3).

Menurut Budi, koridor 1 tidak sepenuhnya sama dengan rute yang dilewati MRT. Rute MRT, baru sebagian yang berhimpitan dengan koridor 1. Artinya, kata dia, bus Transjakarta di koridor 1 tetap dibutuhkan masyarakat yang tempat kerja atau tujuannya tidak terkaver MRT.

Namun, Budi mengatakan, pelayanan Transjakarta secara umum tak bisa dinilai parsial. "Layanan Transjakarta tidak bisa dilihat koridor per koridor atau rute by rute, karena sudah merupakan jaringan layanan seluruh Jakarta," ujar dia.

Koridor 1 Bus Transjakarta, yakni Blok M-Jakarta Kota. Sementara, MRT fase pertama dari Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia dan terdapat 13 stasiun. Terdiri dari tujuh stasiun layang yakni Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja. Serta enam stasiun bawah tanah yakni Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, dan Bundaran Hotel Indonesia.

Pada fase pertama, panjang jalur Lebak Bulus - Bundaran HI adalah 16 kilometer dan akan melayani 173.400 penumpang setiap hari melalui 16 set kereta, 14 set kereta operasi dan dua kereta cadangan. Total tempuh rute ini adalah 30 menit dengan jarak antarkereta lima menit sekali.

Kereta akan dioperasikan secara otomatis melalui sistem persinyalan Communication-Based Train Control (CBTC) dan sistem operasi Automatic Train Operation (ATO) grade 2, yang merupakan teknologi baru bagi Indonesia. Sebelumnya, Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) mengkhawatirkan Jalur MRT yang baru akan turut melibas keberadaan jalur koridor 1 bus Transjakarta yang saat ini masih eksisting.

"Kekhawatiran itu sudah lama, ada kekhawatiran kalau MRT datang maka busway dicabut," kata Komisioner Hukum dan Humas DTKJ Damantoro.

Ia menyebut satu kekhawatiran yang timbul saat ini adalah adanya wacana mengenai pengintegrasian koridor 1 Transjakarta dengan MRT sendiri. "Mungkin namanya restrukturisasi jalur, namun hal ini pada nyatanya juga akan menghilangkan koridor 1 itu," ujar dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement