Selasa 17 Apr 2018 16:18 WIB

Pengamat: Marak Tagar #2019GantiPresiden, Hal yang Wajar

Pengamat menilai masih banyak tugas Jokowi yang belum berjalan maksimal.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Bayu Hermawan
Hendri Satrio
Hendri Satrio

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri lembaga survei Kedaikopi Hendri Satrio mengatakan, munculnya kaus dan tagar #2019GantiPresiden merupakan hal wajar. Masyarakat Indonesia menilai masih banyak tugas Jokowi yang belum berjalan maksimal sebagai pemimpin.

Dalam survei yang dilakukan Kedaikopi beberapa hari lalu, Jokowi hanya meraih 35,1 persen suara responden sebagai calon presiden top of mind. Artinya, ada 64,9 persen yang ingin mencari alternatif presiden.

Menurut Hendri, angka 35 persen terbilang tidak baik untuk seorang pejawat yang ingin maju kembali dalam pemilu. Kondisi ini mengharuskan Jokowi kerja lebih keras, terutama untuk memenuhi kepuasan masyarakat dalam bidang ekonomi dan lapangan kerja. "Pekerjaan rumah Jokowi untuk dua periode memang tidak mudah," ujarnya ketika dihubungi Republika.co.id, Selasa (17/4).

Pekerjaan rumah yang belum tuntas itu akan menjadi hambatan bagi Jokowi untuk maju ke pilpres 2019. Hendri menjelaskan, apabila utang belum terpenuhi, besar kemungkinan elektabilitas Jokowi terus berada di angka 35 hingga 36 persen.

Posisi Jokowi baru bisa dibilang aman dan berpotensi menang dalam pilpres 2019 apabila menyentuh angka 60 persen. Angka itu berkaca dari pencapaian Susilo Bambang Yudhoyono yang memimpin Indonesia selama dua dekade. "Dengan posisi elektabilitas saat ini, masih jauh perjalanan Jokowi," ucap Hendri.

Satu-satunya upaya untuk meredam gerakan tagar #2019GantiPresiden adalah Jokowi harus menuntaskan segala janji kampanyenya dan memenuhi ketidakpuasan masyarakat. Hendri menuturkan, pejawat juga patut fokus ke ekonomi, penegakan hukum, dan upaya penyelesaian isu keberagaman yang saat ini terus memanas.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement