REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump berencana bertemu dengan Presiden Korea Utara (Korut) Kim Jong-un pada pekan depan. Hal ini dilakukan Trump menyusul perdamaian antara Korut dan Korea Selatan (Korsel).
Melalui unggahan Twitter, Trump mengapresiasi perdamaian yang terjadi antara Korut dan Korsel tersebut. Meski sempat memiliki hubungan yang buruk dengan Kim Jong-un, Trump mengatakan hal tersebut tidak menutup kemungkinan dirinya bertemu dengan Kim secara langsung.
"Pertemuan bersejarah antara Korut dan Korsel sedang berlangsung di tengah tahun yang ganas atas uji coba nuklir dan rudal. Ada banyak hal baik terjadi, kita akan lihat nanti," ujar Trump, Sabtu (28/4).
Trump juga mengatakan bangga atas perdamaian kedua negara tersebut. "Semua orang hebat, seharusnya semua bangga atas apa yang terjadi di Korea saat ini," tambah Trump.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, kiri, dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in saling berpelukan setelah menandatangani pernyataan bersama di desa perbatasan Panmunjom di Zona Demiliterisasi, Korea Selatan, Jumat (27/4).
Perdamaian yang terjadi antara Korut dan Korsel ditandai dengan pertemuan kedua pemimpin negara tersebut di tapal batas negaranya. Kedua pemimpin negara, Kim dan Moon akhirnya menandatangani perjanjian perdamaian dan mengakhiri perang yang sudah berlangsung sejak 1950 tersebut.
Keduanya sepakat bersatu dan memperkuat semenanjung Korea untuk kehidupan yang lebih baik. Kim dan Moon tampak berjabat tangan dan saling melempar senyum dan tertawa.