Selasa 15 May 2018 20:11 WIB

Ricuh Debat Pilgub, Pasangan Asyik Dilaporkan ke Bawaslu

Tim pemenangan pasangan Hasanah menilai pasangan Asyik melakukan pelanggaran serius.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Andri Saubani
Pasangan Sudrajat dan Syaiku dalam debat cagub-cawagub Jabar di UI, Senin (14/5).
Foto: Youtube/Berita Terbaru BEE
Pasangan Sudrajat dan Syaiku dalam debat cagub-cawagub Jabar di UI, Senin (14/5).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Tim pemenangan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat nomor urut 2, Tubagus Hasanuddin-Anton Charliyan (Hasanah), resmi melaporkan pasangan calon nomor urut 3, Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik), ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jabar, Selasa (15/5). Pelaporan menyusul kericuhan yang terjadi pada debat publik di kampus UI, Depok, Senin (14/5) malam.

Menurut Kepala Badan Hukum dan Advokasi DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Jabar Rafael Situmorang, pelaporan dilakukan karena menilai adanya pelanggaran serius.

"Kami melaporkan pasangan calon nomor urut 3 terkait dengan kejadian debat di Depok. Kami melihat ada pelanggaran serius karena tadi malam debat cagub (calon gubernur), bukan pilpres (pemilihan presiden)," ujar Rafael, setelah melakukan pelaporan.

Sementara itu, anggora tim pemenangan Hasanah, Dwiputro Ariswibowo, membeberkan, ada sejumlah pelanggaran yang dilakukan pasangan Asyik. Yakni, Pasal 69 huruf e, Pasal 72, Pasal 187 Ayat (2) dan (4) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pemilihan Kepala Daerah.

"Debat tadi malam adalah tahapan kampanye, dan kami resmi melaporkan pasangan nomor urut 3," kata Dwiputro.

Sebelumnya, debat publik cagub Jabar di Balairung Kampus Universitas Indonesia (UI), Depok, Senin malam, sempat diwarnai kericuhan. Kericuhan yang berasal dari para pendukung terjadi setelah pernyataan penutup pasangan calon gubernur Sudrajat dan Syaikhu (Asyik) yang diusung Gerindra-PKS.

Saat itu Sudrajat sampai pada ujung pernyataannya dan Syaikhu tiba-tiba mengeluarkan kaus bertuliskan 2018 Asyik Menang, 2019 ganti presiden. "Kalau Asyik menang, insya Allah 2019 kita akan ganti presiden," kata Sudrajat.

Aksi pasangan itu ternyata memancing emosi pendukung pasangan Hasanudin-Anton Charliyan (Hasanah) yang diusung PDIP. Suasana tiba-tiba ricuh dari area kursi pendukung.

Para pendukung pasangan Hasanah tampak meluapkan emosinya. Padahal ketika itu pasangan nomor 4, yakni Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi, belum menyampaikan clossing statement-nya.

Berkali-kali pemandu acara meminta para pendukung untuk tenang, tetapi tidak berhasil. Teriakan-teriakan masih terus terdengar.

"Mohon tenang, mohon tenang, tidak akan selesai acaranya kalau Anda tidak tenang," pinta pemandu acara, Alvito Deanova.

Namun, suasana terasa makin tidak terkendali dan makin panas. Istri Deddy Mizwar tampak ketakutan sehingga dia lari ke arah panggung menghampiri suaminya.

Tiga pasangan cagub-cawagub pun tampak berusaha menenangkan pendukung supaya tenang. Namun, pasangan Asyik tampak tetap duduk di kursinya.

Ketua tim pemenangan paslon Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik), Haru Shuandaru, angkat bicara terkait kericuhan dalam debat publik Pilkada Jawa Barat di Universitas Indonesia, Depok, Senin (14/5) malam. Haru menegaskan, kata-kata 2019 Ganti Presiden yang disampaikan paslon Asyik pada akhir debat merupakan hak berekspresi yang dijamin undang-undang dasar.

Oleh karena itu, Haru mengatakan, pihaknya menyayangkan keributan yang terjadi setelah pasangan Asyik menyampaikan kata-kata itu. Menurut dia, jika semua pihak yang hadir mengedepankan semangat demokrasi, keributan tidak akan terjadi.

"Kami menyayangkan tindakan kasar yang dilakukan oleh oknum pendukung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat lain yang bertindak mengedepankan emosi dan mengabaikan semangat demokrasi," ujarnya, Selasa (15/5).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement