Kamis 17 May 2018 12:54 WIB

Toko Ritel di Inggris Ini Kenakan 'Pajak Lemak' ke Konsumen

Kebijakan 'pajak lemak' ini menuai kontroversi

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nidia Zuraya
Pajak (Ilustrasi)
Foto: firstpost.com
Pajak (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sebuah toko paling populer di Inggris memberikan harga berbeda untuk pakaian dengan ukuran 'plus'. Toko tersebut diduga memaksakan adanya 'pajak lemak' pada wanita.

Ukuran merupakan hal sensitif dalam bisnis pakaian. Namun penetapan harga oleh toko New Look menghidupkan kembali perdebatan tentang penggunaan lebih banyak kain untuk pakaian yang tentunya berdampak pada harga. Alasan ini pun dinilai logis.

Kontroversi meletus ketika seorang pelanggan, Maria Wassell menemukan harga sepasang celana panjang bergaris hijau ukuran 'plus' 15 persen lebih mahal. Wanita 43 tahun ini juga menemukan T-shirt dan pakaian dalam ukuran standar lebih murah dari ukuran yang masuk dalam kategori plus.

"Ini seperti didiskriminasikan karena ukuran plus ketika saya hanya sedikit lebih besar dari rata-rata," ujarnya dilansir di The New York Times.

Ukuran rata-rata untuk wanita Inggris saat ini adalah 16. Ia pun menyebut riteler akan menegakan pajak bagi mereka yang gemuk.

Tam Fry, Ketua Forum Obesitas Nasional sebuah badan amal yang meingkatkan kesadaran tentqang kegemukan mengatakan, masuk akal untuk mengenakan biaya lebih mahal pada ukuran yang lebih besar. "Orang-orang harus membayar bahan, waktu yang diperlukan untuk memproduksi ukuran," katanya.

Ia menambahkan, banyak orang lebih kecil merasa harus mendapat diskon dan bertaya mengapa mereka harus mensubsidi orang-orang berukuran lebih besar. "Ukuran 10 harus membayar untuk ukuran 10," ujar dia.

Kepada The New York Times, New Look akan meninjau struktur harga dari koleksi ukuran plus dengan cara terbaik bagi pelanggan dan bisnisnya.

New Look bukan satu-satunya riteler yang diserang karena harga pakaian ukuran plus. Pada 2014, Old Navy dikritik karena mengenakan harga lebih tinggi untuk pakaian ukuran plus pada wanita, tapi tidak untuk pria.

Petisi online menentang praktik tersebut yang menarik lebih dari 95 ribu tanda tangan. Old Navy menolak menurunkan harganya dengan alasan pakaian wanita berkontur pada pinggang yang harganya lebih mahal dalam produksi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement