REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menilai hasil Pilkada Serentak 2018 tidak akan paralel dengan Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019. Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby menjelaskan, dalam Pilkada 2018 ini terdapat beberapa daerah yang menjadi lumbung suara nasional.
Lima lumbung suara nasional, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan. Populasi di kelima provinsi tersebut hampir mencapai lebih dari 70 persen populasi nasional.
"Makanya pilkada kali ini punya daya tarik kuat dengan pilpres dan pileg, terutama terhadap partai dan capres. Tetapi apakah kemenangan di beberapa wilayah ini berpengaruh di pilpres atau tidak, sebetulnya tidak paralel dengan pilpres dan pileg," ujar Adjie di kantor LSI Denny JA, Jakarta Timur, Rabu (27/6).
Menurut Adjie, berdasarkan data, PDIP yang merupakan partai pemenang pemilu dan memiliki capres yang sangat kuat yaitu Jokowi, mengalami kekalahan di daerah potensial. Seperti di Jabar, calon yang diusung PDIP berada di posisi buncit, kemudian Jatim juga mengalami kekalahan.
Beberapa wilayah yang kalah yaitu seperti di Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatra Utara, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat. Dan berdasarkan pengalaman pada pilkada dan pilpres lima tahun terakhir, kata Adjie, hasil pilkada tidak banyak berpengaruh di pileg maupun pilpres.
"Namun memang sebagian partai menggunakan pilkada untuk pemanasan mesin politiknya menjelang pileg dan pilpres 2019," kata Adjie.
Kendati begitu, peta koalisi pilkada juga dipengaruhi oleh peta koalisi nasional untuk Pilpres 2019. Seperti misalnya di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur paslon diusung oleh Partai Gerindra, PAN dan PKS yang bersatu. Alasannya, Pulau Jawa merupakan kantong besar suara, sekitar 50 persen dari populasi nasional berada di sini.
"Contohnya Jabar. Kita lihat petanya, pada 2013 lalu Gubernur yang menang Aher dari koalisi PKS. Lalu yang menang di pileg adalah PDIP. Sedangkan pada pilpres, Prabowo yang menang di Jabar. Tidak paralel," tegas Adjie.