Selasa 10 Jul 2018 17:03 WIB

Pemerintah Jepang akan Kirimkan Bantuan

Korban menghadapi risiko kesehatan dari suhu panas dan kurangnya air.

Red: Ani Nursalikah
Kerusakan akibat banjir bandang di Hiroshima, Jepang, Selasa (10/7).
Foto: Ryosuke Ozawa/Kyodo News via AP
Kerusakan akibat banjir bandang di Hiroshima, Jepang, Selasa (10/7).

REPUBLIKA.CO.ID, KURASHIKI -- Jepang berupaya memulihkan utilitas dan membantu korban banjir terburuk dalam 36 tahun, Selasa (10/7). Korban menghadapi risiko kesehatan dari suhu panas dan kurangnya air. Tim penyelamat terus melakukan pencarian korban yang semakin tak ada harapan.

Hujan deras memicu banjir dan longsor di Jepang barat pekan lalu, menewaskan 127 orang dan mendorong Perdana Menteri Shinzo Abe membatalkan perjalanan ke luar negeri untuk mengatasi bencana. Beberapa juta orang mengungsi dari rumah mereka.

Pasokan listrik telah kembali, tetapi tidak pada 3.500 pelanggan, namun lebih dari 200 ribu pelanggan masih tanpa aliran air di bawah terik matahari, dengan suhu sekitar 33 derajat Celsius di beberapa daerah yang paling terkena dampak, seperti Kota Kurashiki.

"Ada permintaan untuk memasang AC karena suhu yang meningkat di atas 30 derajat hari ini, dan pada saat yang sama kita perlu memulihkan jalur kehidupan," kata Menteri Keuangan Taro Aso kepada wartawan setelah pertemuan kabinet.