REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Bencana gempa melanda Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Ahad (29/7) pukul 06.47 Wita. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB Muhammad Rum mengatakan, sejumlah wilayah terdampak gempa berada di Kabupaten Lombok Utara, Lombok Barat, dan Lombok Timur.
Rum menyampaikan, dua orang meninggal dunia di Lombok Utara akibat gempa. Selain itu, 13 orang yang mengalami luka-luka dirawat di Puskesmas Senaru, 7 orang dirawat di Puskesmas Bayan.
"Data mengungsi sedang kita lakukan. Akses jembatan dari arah Sambelia menuju desa beburung, Sembalun terputus," ujar Rum di Mataram, NTB, Ahad (29/7).
Gedung Puskesmas Sembalun di Lombok, Nusa Tenggara Barat, pascagempa 6,4 SR mengguncang NTB.
Di Lombok Timur, kata Rum, tiga orang dilaporkan meninggal akibat gempa, yakni Marinah di Desa Sugian, Kecamatan Sambelia karena tertimpa reruntuhan. Sementara dua korban meninggal dunia di Kecamatan Sembalun belum teridentifikasi. Selain itu, 10 orang mengalami luka berat dan 10 orang lainnya luka ringan.
Rum melanjutkan, belum ada laporan korban jiwa di Lombok Barat. Sementara baru ada laporan dua rumah warga roboh di desa Tongkek dan Desa Guntur Macan.
Pasien di Puskesmas Sembalun dirawat di tenda darurat di depan Puskesmas Sembalun, Lombok Timur, pascagempa 6,4 SR pada Ahad (29/7).
Rum menjelaskan, BPPD NTB terus berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Lombok Timur, BPBD Lombok Tengah dan BPBD Lombok Barat. "BPBD Provinsi NTB membackup peralatan dan kebutuhan logistik yang diperlukan sebagai upaya untuk antisipasi kejadian ini," katanya.
Ia menyatakan terus berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Lombok Timur sebagai daerah yang mengalami dampak paling parah. Selain itu, BPBD NTB juga telah mengirim tim kaji cepat untuk memperkuat Posko Penanganan bencana gempa Kabupaten Lombok Timur dan Kabupaten Lombok Utara dalam upaya proses penanganan korban luka-luka dan meninggal dunia.
Pasien di Puskesmas Sembalun dirawat di tenda darurat di depan Puskesmas Sembalun, Lombok Timur.