Senin 13 Aug 2018 16:49 WIB

Pertamina Digitalisasi 5.000 SPBU

Digitalisasi ini dilakukan untuk memperoleh data akurat terkait keluar-masuk BBM.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolanda
Petugas mengisi BBM jenis Pertamax ke kendaraan konsumen di SPBU Abdul Muis, Jakarta, Senin (2/7).
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Petugas mengisi BBM jenis Pertamax ke kendaraan konsumen di SPBU Abdul Muis, Jakarta, Senin (2/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) bekerja sama dengan PT Telkom Indonesia membuat digitalisasi stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) milik Pertamina. Digitalisasi ini nantinya membuat semua volume BBM keluar masuk tercatat dengan baik.

SVP Corporate ICT Pertamina Jeffry Tjahja Indra mengaku selama ini data volume BBM masuk dan keluar didapatkan melalui laporan manual dari masing-masing SPBU. Dengan digitalisasi ini, kata Jeffry, ke depan Pertamina akan mendapatkan data realtime terkait keluar masuk BBM. 

Jeffry mengatakan untuk tahap awal, sebanyak 5.518 SPBU di seluruh Indonesia akan mulai dilakukan digitalisasi ini. Digitalisasi ini rencananya akan dilakukan Pertamina dan PT Telkom hingga akhir tahun 2018 ini.

"Kita menggandeng Telkom karena Telkom punya teknologi dan kapasitas untuk membuat digitalisasi ini," ujar Jeffry di Gedung BPH Migas, Senin (13/8).

Jeffry menjelaskan terkait berapa pendanaan, Pertamina dan Telkom dalam tiga hari ke depan baru akan merumuskan skema pembiayaan dan berapa dana yang dibutuhkan untuk proyek ini.

"Beberapa hari ini, tiga hari dari sekarang ada perumusan anggaran, bisnis modelnya gimana. Nanti kita rumuskan bersama Pertamina," ujar Jeffry.

Jeffry tak menampik jika laporan manual selama ini membuat adanya potensi kehilangan dari data yang tidak sesuai. Ketidaksesuaian data dari jumlah volume yang disalurkan oleh Pertamina dan realisasi konsumsi dari tiap SPBU membuat pertamina kerap kali jadi kehilangan akurasi data realisasi.

"SPBU yang digitalisasi baru sebagian. Dengan ini semua tersedia, jadi gampang cari datanya, kapan transaksi dan berapa volumenya," ujar Jeffry.

Direktur Enterprise dan Bisnis Telkom Indonesia, Dian Rachmawan, menjelaskan nantinya Telkom akan memasang alat berupa ATG yang memiliki sensor. Sensor ini akan ditempelkan di tangki penyimpanan, tangki pengisian hingga nozel-nozel yang ada di SPBU.

Lalu, data sensor tersebut akan masuk dalam platform aplikasi yang terpusat dengan data centre di BPH Migas. "Network kami cukup confident, karena sensor ini bisa dijalankan dengan jaringan 3G. Kalau network tidak ada masalah," ujar Dian di lokasi yang sama.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement