Jumat 10 Jun 2011 14:52 WIB

Belum Lunasi Uang Perpisahan, SMAN 7 Malang Tahan Ijazah Tiga Siswa

Para siswa mengikuti Ujian Nasional
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Para siswa mengikuti Ujian Nasional

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG - SMA Negeri 7 Kota Malang, Jawa Timur, menahan ijazah milik tiga siswa akibat belum bisa melunasi biaya perpisahan masing-masing sebesar Rp150 ribu.

Salah satu orangtua siswa, Nanang HW, Jumat, mengaku, sudah mengajukan permohonan untuk mengambil ijazah ke wali kelas, namun ditolak karena belum melunasi biaya tersebut. "Saya sudah mengajukan pengambilan ijazah bagi anak saya yang bernama Menara Pangestu Ning Gusti, namun ditolak dengan alasan biaya itu, dan juga katanya belum adanya tanda tangan cap tiga jari," kata Nanang.

Akibat ditahannya ijazah itu, Menara yang berada di kelas 12 IS 3 itu tidak bisa mendaftar ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui SNMPTN yang saat ini sudah ditutup.

Nanang mengharapkan, pihak sekolah bisa mengeluarkan ijazah anaknya tanpa adanya syarat apapun, sebab dia menganggap syarat uang perpisahan yang ditentukan pihak sekolah tidaklah ada dalam ketentuan pemerintah. "Kami ingin ijazah anak saya keluar tanpa adanya syarat apapun, sebab permintaan uang Rp150 ribu itu tidak ada dalam ketentuan," katanya.

Selain Menara, berdasarkan data yang diterima Nanang, ada dua siswa lainnya yang sama-sama ijazahnya ditahan, yakni bernama Sony Akbar dan Mario Dwi Putra.

Sementara itu, Kepala SMA Negeri 7, Asri Widiapasari ketika dikonfirmasi mengenai penahanan ijazah ini membantah tuduhan tersebut. Asri menganggap, pihak sekolah tidak pernah melakukan penahanan ijazah ataupun menghambat siswa untuk mendaftar ke PTN. "Tidak benar kami melakukan penahanan ijazah, dan ini hanya ada kesalahpahaman antara orang tua siswa dengan pihak sekolah, dan kami tidak pernah melakukan penahanan atau apapun," katanya.

Asri menambahkan, siswa yang ijazahnya masih berada di sekolah itu karena siswa itu tidak pernah masuk ke sekolah untuk mengambil ijazah ataupun minta dispensasi kepada sekolah.

"Kami mempunyai sistem pembayaran biaya sekolah dengan cara subsidi silang, artinya siswa miskin di SMA Negeri 7 akan disubsidi oleh pihak sekolah dengan cara orang tua siswa terlebih dahulu meminta dispensasi," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement