REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Naskah soal Ujian Nasional (UN) 2015 di Sumatera Barat akan dicetak oleh Perusahaan Daerah Milik Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Grafika. Namun, pengadaan naskah soal dan lembar jawaban di daerah, justru memunculkan kekhawatiran berupa kebocoran.
Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Barat, Jamaris Jamna mengatakan, kebocoran naskah soal UN merupakan penyakit lama. Terlebih, sangat rentan ketika naskah UN dicetak di daerah.
"Berdasar investigasi kami, bocornya soal UN itu terjadi di percetakan. Itulah kenapa dulu percetakan ditarik dari daerah ke pusat," kata Jamaris di Padang, Sumbar, Ahad (1/3).
Ia menambahkan, pengawasan secara menyeluruh harus dilakukan, baik operator cetak maupun orang-orang yang berada di ligkungan percetakan. Sebab, menurutnya, siapapun selalu punya banyak cara strategis untuk mencuri naskah soal.
Sementara itu, Direktur PT Grafika, Dasril menjelaskan, untuk menutup celah kebocoran naskah soal UN, pihaknya telah bekerjasama dengan aparat kepolisian. Dikatakannya, dalam satu hari, akan ada empat personil polisi yang bergantian melakukan pengawasan.
"Kepolisian tentu kita libatkan untuk mengawasi. Pegawai (juga) sudah menandatangani pakta integritas untuk menjaga kerahasiaan soal UN," tuturnya.
Dasril mengatakan, PT Grafika akan mencetak seluruh soal dan lembar jawaban UN se-Sumatera Barat. Ia menuturkan, sesuai kontrak yang telah ditandatangani, jumlah soal yang tercetak mencapai 16 juta halaman untuk tingkat SMP (sederajad) dan SMA (sederajat). Ia mengatakan, nilai kontrak pencetaan mencapai Rp 2,54 miliar berupa penggandaan naskah soal UN untuk SMP dan SMA.
Tahap penggandaan naskah soal SMA, lanjut Dasril, dimulai pada Jumat (27/2). Sedangkan, penggandaan untuk naskah soal SMP dimulai pada 5 Maret mendatang.
Dasril mengaku optimis pekerjaannya tersebut dapat rampung lebih cepat dengan empat mesin utama berikut dua cadangan. "Kita yakin tugas ini bisa kita tuntaskan sebelum waktunya. Untuk cetak naskah soal dan lembar jawaban bisa kita rampungkan 13 hari, walaupun targetnya 16 hari. Itu diluar pengemasan soal," lanjutnya.
Ia mennambahkan, untuk meminimalisir naskah soal UN yang tertukar, ia menerapkan metode penyelesaian cetak dan pengemasan per bidang studi, langsung dibagi juga per kabupaten/kota.