Kamis 24 Nov 2016 15:36 WIB

Pengamat: Ujian Nasional Hanya Bodohi Siswa

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Bayu Hermawan
Suasana Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) hari pertama di SMAN 20, di Jl Citarum, Kota Bandung, Senin (4/4).
Foto: Dede Lukman Hakim
Suasana Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) hari pertama di SMAN 20, di Jl Citarum, Kota Bandung, Senin (4/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat pendidikan Indra Charismiaji mendukung adanya moratorium ujian nasional (UN). Menurutnya, selama ini UN hanya membodohi daripada mencerdaskan peserta didik.

"UN itu kan tes standar, sama semua itu kan. Memang kajian seluruh dunia, katakan nggak buat cerdas tetap bodoh karena hanya hafal soal bukan materinya," kata Indra kepada wartawan, Kamis (24/11).

Namun, ia menyebut ada sisi negatif negatif dari moratorium UN. Sebab, otomatis evaluasi akan diserahkan pada masing-masing sekolah, yakni guru. Merujuk pada hasil ujian kompetensi guru (UKG), Indra meragukan kemampuan pendidik dalam mengevaluasi.

 

"Artinya apakah memang guru di sekolah ini juga mampu mengtes anak, sedang kemampuan mereka masih beragam. Kan jadi problem (masalah) di situ," ujarnya.

Kendati setuju dengan moratorium UN, Indra mengaku senang dengan konsep ujian nasional berbasis komputer (UNBK). Alasannya, UNBK membuat para pelajar aktif berinteraksi dengan komputer.

"Saya enggak mendukung UN, tapi dengan UNBK, anak punya banyak kesempatan belajar menggunakan komputer. Karena di dunia kerja manapun, enggak ada yang enggak pakai komputer," tuturnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement