REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Belakangan ini Kali Bekasi mengalami pencemaran, ditandai dengan air yang berwarna hitam pekat dan mengeluarkan aroma tidak sedap yang menyengat. Kondisi Kali Bekasi yang tercemar tentunya akan merugikan masyarakat, khususnya pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Patriot dan Tirta Bhagasasi di Kota Bekasi.
“Total ada 51 ribu pelanggan, PDAM Tirta Patriot mencapai 31 ribu, terdiri dari pelanggan di Bekasi Utara dan Bekasi Barat, kalau pelanggan PDAM Tirta Bhagasasi mencapai 20 ribu,” kata Juru bicara PDAM Tirta Patriot, Uci Indrawijaya kepada Republika.co.id, pada Ahad (9/9).
Akibat kondisi air yang tidak layak itu, PDAM Tirta Patriot terpaksa menghentikan produksinya. Menurut Uci, kadar bahan berbahaya dan beracun (B3) pada saat Kali Bekasi menghitam sangatlah besar, sehingga teknologi yang dimiliki PDAM tidak mampu mengolahnya.
“Itu limbahnya tidak bisa terurai, karena instalasi yang kita miliki itu pengolahan air, bukan pengolahan limbah,” jelasnya.
Pencemaran Kali Bekasi yang membuat PDAM Tirta Patriot berhenti memproduksi tersebut terjadi pada pertengahan bulan Agustus. Menurut Uci, penghentian produksi ini merupakan pertama kalinya.
Selain itu, dampak dari kejadian ini adalah 51 ribu pelanggan yang tidak mendapatkan pasokan air. Uci menjelaskan, jika selama satu hari tidak mendistribusikan air, maka butuh tambahan satu hari lagi untuk mengisi saluran pipa yang kosong.
“Karena air beda dengan listrik, penyaluran air butuh waktu,” jelasnya.
Ia mengatakan, saat terjadi pencemaran di Kali Bekasi, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Perum Jasa Tirta (PJT) II yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki kewenangan atas aliran Sungai Kalimalang ke Jakarta. Namun saat itu PJT II sedang fokus pada penyelenggaraan Asian Games.
Setelah terpaksa berhenti produksi, pada akhirnya, dengan alasan yang mendesak PDAM Tirta Patriot mendapatkan suplai air sebanyak 3.000 liter untuk menutupi kebutuhan pelanggannya. “Akhirnya PJT II menambah pasokan air menjadi 3.000 liter,” ujar Uci.
Di lain pihak, Kepala Bidang Penataan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup, Sugiono mengatakan pihaknya sudah berusaha menyisir aliran-aliran pembuangan yang mengarah ke Kali Bekasi. Namun, sampai saat ini belum ada temuan sumber dari pencemaran tersebut.
Selain itu, menurut laporan yang ia dapatkan, sumber pencemaran yang terjadi di sepanjang Sungai Cileungsi sampai ke Kali Bekasi ada di bagian hulu sungai. Menurutnya, kondisi yang dialami Kali Bekasi sama persis dengan Sungai Cileungsi sebagai hulu sungai tersebut.
“Ada sumber pencemar yang berada di Kabupaten Bogor,” ungkapnya.