REPUBLIKA.CO.ID, Penghargaan yang diberikan kepada pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi kembali dicabut. Kali ini giliran Amnesty International yang menarik penghargaannya. Amnesty memberikan penghargaan hak asasi manusia (HAM) tertinggi "Ambassador of Conscience" ke Aung San Suu Kyi pada 2009.
Sebelumnya Dewan Kota Oxford juga mencabut gelar kehormatan 'Freedom of Oxford' milik Aung San Suu Kyi. Pemimpin de facto Myanmar itu dianggap tidak bisa berbuat banyak terkait krisis Rohingya di Rakhine. Pada September lalu, Parlemen Kanada juga mencabut gelar warga negara Kehormatan Suu Kyi.
"PBB menyebut peristiwa yang terjadi sebagai pembersihan etnis, tapi Aung San Suu Kyi membantah hal itu serta menolak banyaknya klaim kekerasan seksual terhadap wanita Rohingya sebagai 'pemerkosaan palsu'," kata anggota dewan lokal dan anggota Partai Buruh Mary Clarkson.
Museum Holokus Amerika Serikat pun ikut membatalkan dan mencabut penghargaan hak asasi manusia (HAM) untuk Aung San Suu Kyi. Penghargaan Elie Wiesel Award yang dinilai sangat bergengsi diberikan pada 2012.
Tak hanya itu, penghargaan Freedom of the City of Dublin dari musisi Irlandia pun telah dicabut. Alasannya sama, Suu Kyi dinilai tak berbuat banyak untuk mengatasi persoalan HAM dinegaranya dan cenderung membiarkan.
Baca juga, Oxford Cabut Gelar Kehormatan Aung San Suu Kyi.
Amnesty memberikan rincian lebih detil ihwal alasan pencabutan tersebut. Amnesty mencabut penghargaan HAM ini karena pengkhianatan pemimpin Myanmar tersebut terhadap nilai-nilai yang pernah dibelanya.
"Pada 11 November 2018, Sekretaris Jenderal Amnesty International Kumi Naidoo telah mengirimkan surat kepada Aung San Suu Kyi mengenai pencabutan penghargaan tersebut," demikian rilis Amnesty, Selasa (13/11).