Kamis 15 Nov 2018 11:38 WIB

Liga Arab Gelar Pertemuan Bahas Krisis Gaza

Menteri Pertahanan Israel mundur menyusul kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Teguh Firmansyah
Warga melintasi bangunan yang hancur akibat serangan Israel ke Kota Gaza, Rabu (12/11).
Foto: AP/Hatem Moussa
Warga melintasi bangunan yang hancur akibat serangan Israel ke Kota Gaza, Rabu (12/11).

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Liga Arab akan menggelar pertemuan untuk membahas agresi militer Israel di Jalur Gaza yang diblokade pada Kamis (15/11) waktu setempat. Hal ini disampaikan dalam sebuah pernyataan Kedutaan Palestina di Kairo.

Seperti dilansir Anadolu Agency, Kamis (15/11), pertemuan tersebut akan digelar di kantor pusat Liga Arab di Kairo, Mesir dan dihadiri oleh perwakilan tetapnya atas permintaan para pemimpin Palestina.

Duta Besar Palestina untuk Mesir, Diyab al-Louh, mengatakan, pertemuan itu nantinya akan menghasilkan rekomendasi sederhana soal bagaimana mengatasi naiknya eskalasi militer di wilayah Gaza yang diblokade.

Kelompok perlawanan Palestina sebelumnya melakukan serangan roket hingga melukai tentara Israel. Serangan ini bentuk pembalasan atas serangan militer Israel ke wilayah Jalur Gaza selatan pada Ahad (11/11) kemarin. Pasukan Israel pun membalasnya dengan menyerang balik baik dari darat ataupun udara.

Sejak Ahad (11/11)  waktu setempat, 14 warga Palestina menjadi martir akibat serangan udara dan artileri Israel di Jalur Gaza yang diblokade. Sementara, roket yang ditembakkan oleh kelompok perlawanan Palestina menewaskan seorang perwira Israel dan beberapa lainnya terluka.

Kemudian kelompok Hamas mengumumkan gencatan senjata dengan Israel pada Selasa (13/11) waktu setempat lewat mediasi Mesir. Gencatan senjata tersebut menyusul naiknya eskalasi ketegangan yang terjadi di wilayah perbatasan Gaza.

Gencatan senjata ini berbuntut pada mundurnya Avigdor Lieberman dari kursi menteri pertahanan Israel. Ia mundur pada Rabu (14/11) waktu setempat, tepat satu hari setelah gencatan senjata tercapai antara kelompok perlawanan Palestina dan Israel.

"Saya tidak mencari-cari alasan untuk mengundurkan diri," kata Lieberman dalam konferensi pers, dilansir kantor berita Turki, Anadolu Agency, Rabu (14/11).

Baca juga, Di Balik Operasi Penyusupan Tentara Israel ke Jalur Gaza.

Lieberman mundur sebagai bentuk protes terhadap kesepakatan gencatan senjata Israel dengan Palestina di Jalur Gaza. Dia memprotes langkah Israel yang mengizinkan Qatar memberikan bantuan 15 juta dolar AS ke Jalur Gaza pekan lalu. Ia khawatir dana itu digunakan warga Palestina di wilayah yang diblokade untuk melawan Israel.

"Begitu melewati perbatasan, uang 15 juta dolar yang masuk ke jalur Gaza dari Qatar akan pergi ke keluarga para teroris yang memerangi tentara Israel. Keluarga-keluarga inilah yang pertama menerima bagian dari 15 juta dolar itu. Dengan kata lain, kita mendanai teroris," tukas Liebermen.

Lieberman menganggap kebijakan Israel soal gencatan senjata ibarat membeli kondisi yang tenang dalam jangka pendek dengan biaya keamanan jangka panjang. Dia tidak setuju mengizinkan masuknya uang Qatar ke Gaza. Namun, ia mau tak mau harus mengizinkan karena perdana menterinya sendiri yang telah memberi izin.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement