Senin 03 Dec 2018 15:09 WIB

Pemkot Solo Aktifkan Sirene Wajib Belajar

Sirene dibunyikan di jam wajib belajar, yakni pada pukul 18.30 sampai 21.00 WIB.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Esthi Maharani
Hadi Rudyatmo
Foto: Antara
Hadi Rudyatmo

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menggiatkan jam wajib belajar bagi para pelajar di Kota Bengawan. Caranya dengan membuat inovasi sirene yang berbunyi saat jam wajib belajar, yakni pada pukul 18.30 sampai 21.00 WIB.

Pada tahap awal, sebanyak 15 sirine diserahkan oleh Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo kepada 15 pengurus RW di lima kecamatan. Penyerahan dilakukan di Balai Kota Solo, Senin (3/12).

Sirene tersebut terdiri dari box audio system dilengkapi pengeras suara. Sirene akan berputar pada pukul 18.30 WIB sebagai tanda dimulainya jam belajar. Kemudian, sirene akan kembali berbunyi pada pukul 21.00 WIB sebagai tanda berakhirnya jam belajar. Suara sirene yang diputar berupa lagu dolanan Jawa.

Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo mengatakan, sirene tanda wajib belajar tersebut untuk melengkapi upaya Pemkot Solo dalam mewujudkan masyarakat yang wasis (pintar), terutama dalam hal pendidikan.

"Sehingga, ini juga mengandung arti orang tua harus betul-betul memperhatikan anak, setiap sore jam setengah tujuh televisi harus mati. Anak-anak tidak perlu diajak nonton film india dan sinetron," terang Wali Kota kepada wartawan seusai penyerahan sirene tersebut.

Nantinya, Pemkot akan menyiagakan petugas perlindungan masyarakat (Linmas) serta Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) untuk berpatroli saat jam belajar. Mereka dikerahkan untuk memantau rumah warga yang memiliki anak usia sekolah agar menaati jam wajib belajar. Para petugas akan diberikan daftar anggota keluarga secara rinci. Ketika ditemukan anak usia sekolah tidak berada di rumah maka petugas akan meminta keterangan dari orang tua.

Tahun depan, Pemkot akan memberikan bantuan 10 sirene kepada 10 pengurus RW. Targetnya, dari total 602 RW semuanya memiliki sirene wajib belajar. "Mudah-mudahan sampai akhir periode saya dan Pak Pur (Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo) semua sudah terwujud," harapnya.

Sirene tersebut dirakit oleh mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Akademi Teknik Warga (ATW) Surakarta di Kabupaten Sukoharjo. Kepala Program Studi Teknik Elektro ATW, Pius Sri Winarno, mengatakan, sirene tersebut dibuat sedemikian rupa agar sederhana dalam penggunaannya. Masyarakat bisa langsung menggunakan meskipun nanti tetap ada sosialisasi cara menggunakan, mengaktifkan, dan sebagainya, termasuk cara pemasangan.

"Alat ini dibuat sedemikian rupa sehingga tersistem. Pengurus RW tidak perlu mengatur atau memencet tombol di perangkat, begitu sudah dimasukkan ke jaringan secara otomatis bekerja sendiri," terangnya.

Namun, dia masih memiliki catatan untuk mengatur agar sirene tidak berbunyi pada Sabtu malam. Nantinya, mahasiswanya akan menyempurnakan sirene tersebut agar tidak berbunyi setiap Sabtu malam kemudian berbunyi lagi Ahad malam.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement