REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak naik pada akhir perdagangan Kamis (13/12) atau Jumat (14/12) pagi WIB. Kenaikan harga ini karena investor mencerna sejumlah data positif yang menunjukkan bahwa pasokan minyak global lebih rendah.
"Pasokan minyak global turun 360 ribu barel per hari (bph) bulan ke bulan pada November menjadi 101,1 juta barel per hari, karena produksi yang lebih rendah di Kanada, Rusia dan Laut Utara, dari mana minyak mentah Brent diekstrak," kata Badan Energi Internasional (IEA) pada Kamis (13/12) dalam Laporan Pasar Minyak (Oil Market Report) terbarunya.
Untuk pasokan non-OPEC, IEA telah merevisi perkiraan pertumbuhan untuk 2019 turun 415 ribu barel per hari. Revisi tersebut sebagian karena pemotongan produksi dari Rusia yang disepakati pekan lalu, dan pertumbuhan yang lebih rendah di Kanada.
Sementara itu Badan Informasi Energi AS (EIA) pada Rabu (12/12) melaporkan bawa stok minyak mentah AS turun 1,2 juta barel dalam pekan yang berakhir 7 Desember menjadi 442 juta barel, meskipun lebih rendah dari ekspektasi investor sebelumnya tentang penurunan 3,0 juta barel.
Minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI), untuk pengiriman Januari 2019 naik 1,43 dolar AS menjadi menetap di 52,58 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent untuk pengiriman Februari 2019 naik 1,3 dolar AS menjadi ditutup pada 61,45 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.