Kamis 10 Jan 2019 06:37 WIB

KPK Kembali Diteror

Rumah pimpinan KPK mendapat serangan bom molotov.

Gedung KPK (ilustrasi)
Foto: Republika TV
Gedung KPK (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Umar Mukhtar, Arif Satrio Nugroho

JAKARTA - Rumah Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Laode M Syarif, dilempari bom molotov oleh orang tidak dikenal pada Rabu (9/1) dini hari. Selain itu, ditemukan juga replika bom pipa di depan kediaman Ketua KPK Agus Rahardjo.

Di rumah Laode M Syarif, tepatnya di Jalan Kalibata Selatan 42, dugaan ini muncul dari sejumlah benda yang ditemukan di lokasi berupa botol dan pecahannya. "Jadi, di kediaman Pak Laode ada bom molotov. Ada dua botol isinya bahan bakar, ada dua biji yang dilemparkan. Sekali tidak nyala dan tidak pecah masih utuh, yang kedua pecah," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di Mabes Polri, kemarin

Sementara di kediaman Agus Raharjo di Perum Graha Indah, Jatimekar, Jatiasih, Kota Bekasi, ditemukan tas berisi benda diduga bom berjenis pipa. Benda tersebut dilengkapi dengan kabel-kabel. "Kabel-kabelnya tidak berkaitan, tidak ada detonator," kata Kabiro Penmas Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo.

Nazarudin Syah Nasution, tetangga Laode M Syarif, menuturkan bahwa ia mendengar suara botol kaca yang dilempar pada sekitar pukul 01.00 WIB, Rabu (9/1). Setelah itu langsung terdengar semacam bunyi ledakan.

Kemudian, jelas Nazarudin, terdengar suara sepeda motor digeber seakan melaju kencang. Nazaruddin mengatakan, saat itu ia tidak keluar dari rumah karena sudah kelelahan. "Saya pikir suara motor biasa. Karena tidak ada teriakan minta tolong. Kalau ada suara kita keluar. Jadi, ini sekelebat begitu saja, wuss! Motor kencang," ujar dia di depan kediaman Laode, kemarin.

Nazarudin baru sampai rumah pada sekitar pukul 23.30 WIB. Suasana di sekitar kediaman Laode saat itu tampak sepi. Biasanya warga duduk-duduk di sekitar situ. "Habis hujan itu, sepi. Nah, saya cuci baju, jam 12 lewat saya jemur pakaian itu masih sepi," kata dia.

Nazarudin mengatakan, pada sekitar pukul 05.00 pagi WIB dia diberi tahu ibu mertuanya, Suwarni, soal adanya bom molotov di garasi kediaman Laode. Ia kemudian melihat ada satu botol berbahan kaca pecah dan belingnya berserakan di halaman depan rumah Laode. Sementara, satu botol kaca lagi terlihat tetap tegak berdiri di sudut pojok garasi dengan menyisakan api kecil.

"Jadi, ada dua botol, satu pecah, satu tidak. Yang tidak pecah masih ada apinya di atas botol," kata dia.

Kaca botol yang tak pecah itu, lanjut Nazarudin, warnanya bening, terlihat tebal, dan terdapat stiker berwarna hitam pada bagian badan botol. "Kayak botol Jack Daniels. Bening. Stiker mereknya hitam. Tebal (kacanya)."

Pagi itu, masih di sekitar pukul 05.00 WIB, kata Nazarudin, suasana di sekitar rumah Laode masih belum ramai. Adapun, yang ada saat itu hanya dirinya, Suwarni, Laode yang keluar dari dalam untuk melihat kondisi di garasi, dan sopir Laode yang baru tiba.

Ia menambahkan, merasa sudah satu bulan belakangan ini ada mobil yang selalu memantau rumah wakil ketua KPK itu. Mobil tersebut, kata dia, bermerek Avanza dan berwarna putih.

"Jadi, mobilnya sudah diketahui pengawalnya Pak Laode dan sempat difoto pelat nomornya oleh pengawalnya," ujar dia.

Mobil tersebut, lanjut Nazarudin, sering memantau rumah Laode pada waktu yang tak tentu. "Kadang pagi, siang, malam, ya bergantung pada situasinya."

Sementara, di rumah pribadi Ketua KPK Agus Raharjo, benda mencurigakan pertama kali ditemukan tersangkut di pagar sekitar pukul 05.30 WIB. Kepala Polsek Jatiasih Kompol Ili Anas mengatakan, benda yang tersangkut di pagar itu merupakan pipa paralon.

"Setelah dilihat ternyata itu berisi paralon," kata Ili kepada wartawan di Bekasi, Rabu (9/1).

Menurut Iin, paralon tersebut dibentuk hingga mirip seperti bom asli. Benda itu ditemukan pertama kali oleh seorang pekerja yang berada di kediaman Agus. Sementara, Agus Raharjo sedang tidak berada di kediaman.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement