Kamis 31 Jan 2019 14:25 WIB

AS: Jangan Berurusan dengan Minyak dan Emas Venezuela

AS diketahui sedang berupaya menekan Maduro agar dirinya mundur sebagai presiden.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolanda
Matahari tenggelam di belakang kilang minyak di dekat El Tigre, sebuah kota di sabuk minyak Hugo Chavez Venezuela. Ekspor minyak Venezuela ke AS telah menurun secara stabil selama bertahun-tahun, turun secara tajam selama dekade terakhir karena produksinya anjlok di tengah krisis ekonomi dan politik yang panjang.
Foto: AP
Matahari tenggelam di belakang kilang minyak di dekat El Tigre, sebuah kota di sabuk minyak Hugo Chavez Venezuela. Ekspor minyak Venezuela ke AS telah menurun secara stabil selama bertahun-tahun, turun secara tajam selama dekade terakhir karena produksinya anjlok di tengah krisis ekonomi dan politik yang panjang.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) memperingatkan para pebisnis untuk tidak melakukan transaksi dagang dengan melibatkan emas atau minyak yang bersumber dari Venezuela. Peringatan itu menjadi langkah terbaru AS dalam menekan Presiden Venezuela Nicolas Maduro.

"Saran saya kepada bankir, pialang, pedagang, fasilitator, dan bisnis lain: jangan berurusan dengan emas, minyak, atau komoditas Venezuela lainnya yang dicuri dari rakyat Venezuela oleh mafia Maduro. Kami siap untuk terus mengambil tindakan," kata penasihat keamanan nasional AS John Bolton melalui akun Twitter pribadinya pada Rabu (30/1). 

Dalam cicitannya, Bolton juga mengunggah foto pertemuannya dengan petinggi perusahaan minyak CITGO, yang mayoritas sahamnya dikuasai perusahaan minyak negara Venezuela Petroleos de Venezuela SS (PDVSA). "AS terus bekerja untuk memastikan bahwa manfaat ekonomi dari sumber daya Venezuela tidak dicuri oleh Maduro dan kroni-kroninya. Pertemuan yang sangat produktif sore ini dengan tim eksekutif CITGO," kata Bolton.

AS diketahui sedang berupaya menekan Maduro agar dirinya mundur sebagai presiden Venezuela. Selain melalui jalur ekonomi, Washington juga memberi tekanan politik, yakni dengan mendukung pemimpin oposisi Juan Guaido yang telah memproklamirkan dirinya sebagai presiden sementara. 

Pada Rabu lalu, Presiden AS Donald Trump melakukan pembicaraan via telepon dengan Guaido. "Berbicara hari ini dengan presiden sementara Venezuela Juan Guaido untuk memberi selamat kepadanya atas asumsi bersejarah kepresidenannya dan memperkuat dukungan AS yang kuat untuk perjuangan Venezuela guna mendapatkan kembali demokrasinya," ujar Trump. 

Kendati demikian Maduro telah menegaskan akan mempertahankan masa jabatan keduanya sebagai presiden. Dia memperoleh dukungan dari Turki, Rusia, dan Cina untuk terus memimpin pemerintahan. 

Namun, Maduro pun mengatakan terbuka dan siap bernegosiasi dengan oposisi. "Saya siap untuk duduk di meja perundingan dengan oposisi agar kita berbicara untuk kepentingan Venezuela, demi perdamaian dan masa depannya," katanya dalam laporan yang dipublikasi kantor berita Rusia RIA pada Rabu. 

Menurut dia, ada kemungkinan dialog dengan oposisi dimediasi dengan pihak atau negara ketiga. "Ada beberapa pemerintah, organisasi secara global, yang menunjukkan keprihatinan tulus mereka tentang apa yang terjadi di Venezuela, mereka telah menyerukan dialog," ujarnya.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement