Selasa 05 Feb 2019 18:47 WIB

Pemuka Agama Diharap Sejukkan Masyarakat

Segala keputusan masih mengacu ke anjuran tokoh agama.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sleman 2019 di Aula Bappeda Sleman.
Foto: Dokumen.
Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sleman 2019 di Aula Bappeda Sleman.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sleman, DIY, tengah menggelar Rapat Kerja Daerah (Rakerda) 2019. Melalui Rakerda, program-program yang dihasilkan MUI Kabupaten Sleman dapat memberi kesejukkan di tengah-tengah masyarakat.

Ketua MUI Kabupaten Sleman, Syakir Ali mengatakan, yang pertama dilakukan MUI akan mengevaluasi program-program kerja tahun lalu. Lalu, tentu menyusun program kerja yang akan dilaksanakan satu tahun mendatang.

Ia melaporkan, sejak dilantik pada Maret 2018 lalu, ada program-program yang sudah dilaksanakan. Mulai seminar, sarasehan, penentuan awal Ramadhan, dan program unggulan yaitu pemantauan penyembelihan ayam di beberapa persahaan.

"Selanjutnya, kita akan bekerja sama dengan UIN Sunan Kalijaga untuk menyurvei jajaran di sekolah-sekolah SD," kata Syakir, di Aula Bappeda Sleman, Selasa (5/2).

Membuka Rakerda MUI 2019, Bupati Sleman, Sri Purnomo berharap, tahun ini MUI dapat meningkatkan kinerjanya. Sehingga, manfaatnya dapat dirasakan masyarakat yang lebih luas lagi.

Ia turut mengingatkan, pemilu yang meliputi pemilihan presiden dan wakil presiden serta pemilihan calon legislatif, akan dilaksanakan sesaat lagi. Gelaran akbar itu tentu berpotensi menimbulkan gesekan.

Terlebih, perbedaan pandangan di tengah-tengah masyarakat saat ini terbilang begitu runcing. Maka itu, Sri berharap, pada tahun politik ini, MUI Kabupaten Sleman berperan mengurangi potensi gesekan tersebut.

"Harap MUI Kabupaten Sleman dapat membawa kesejukan di masyarakat, serta menurunkan tensi yang sangat dinamis itu," ujar Sri.

Sri turut berharap, MUI Kabupaten Sleman dapat memosisikan diri untuk berdiri sebagai pengayom masyarakat melalui program-programnya. Terlebih, saat ini suara umat Islam begitu diperebutkan dalam kontestasi politik.

Ia mengingatkan, suka atau tidak, realita itu ada di tengah-tengah masyarakat hari ini. Maka itu, Sri memperilakan, agar MUI Kabupaten Sleman mempersiapkan program-program yang dapat menyejukkan masyarakat.

Sebelumnya, Pemkab Sleman menggelar Pembinaan Rohani Tokoh-Tokoh Agama Islam. Itu dilakukan dalam rangka menyamakan persepsi tokoh-tokoh agama menjalankan dan mengamalkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari.

Kabag Kesra Setda Kabupaten Sleman, Iriansya menjelaskan, pembinaan tersebut dilaksanakan karena tokoh-tokoh agama memiliki pengaruh yang sangat besar dalam masyarakat. Terlebih, segala keputusan masih mengacu ke anjuran tokoh agama.

"Tokoh agama diharapkan tampil sebagai fasilitator dalam meminimalisir segala bentuk konflik yang terjadi," kata Iriansya.

Untuk itu, setiap kegiatan yang dilakukan tokoh agama dapat memberi petunjuk da pedoman kehidupan yang menyejukkan hati. Serta, sedikit banyak ikut menentukan kebijakan di masyarakat.

Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun menambahkan, pembinaan tokoh agama menjadi usaha untuk menyamakan persepsi dan mencegah konflik di masyarakat. Terlebih, letupan-letupan konflik memang akan terus terjadi.

"Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu penanaman karakter melalui tokoh-tokoh agama," ujar Sri.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement