Rabu 13 Feb 2019 14:25 WIB

Guru Besar UI: Fogging Hanya Efektif Saat KLB

Pengasapan sangat efektif untuk membunuh nyamuk dewasa saat populasinya sedang tinggi

Fogging atau pengasapan untuk mencegah wabah DBD dilakukan di komplek Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (8/2).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Fogging atau pengasapan untuk mencegah wabah DBD dilakukan di komplek Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (8/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Upaya fogging atau pengasapan insektisida dalam mencegah penyakit demam berdarah hanya efektif untuk penanggulangan saat terjadi kasus kejadian luar biasa (KLB) Demam Berdarang Dengue (DBD) di suatu daerah. Ini disampaikan Guru Besar Universitas Indonesia Prof dr Saleha Sungkar, DAP&E, MS, SpParK.

"Pengasapan sangat efektif untuk membunuh nyamuk dewasa saat populasinya sedang tinggi. Jadi masih efektif kalau untuk kedaruratan saja. Fogging sangat baik untuk penanggulangan wabah saat lagi tinggi, itu cepat sekali untuk menurunkan populasi nyamuk dengan cepat," kata Saleha dari Departemen Parasitologi FKUI dalam diskusi mengenai penyakit DBD di Jakarta, Rabu (13/2).

Namun dia tidak menganjurkan jika pengasapan dilakukan secara rutin karena dinilai kurang efektif untuk memberantas populasi nyamuk. Dia menjelaskan beberapa alasan pengasapan menggunakan insektisida kurang efektif karena berbiaya mahal, mencemari lingkungan, bisa membuat vektor penular resisten, dan hanya memberikan keamanan palsu.

Dia menilai masyarakat sering kali merasa aman jika daerahnya sudah dilakukan pengasapan untuk mencegah demam berdarah. Namun sebenarnya fogging tersebut hanya membunuh nyamuk dewasa dan masih menyisakan telur dan larva atau jentik nyamuk.

Terlebih lagi ada sejumlah masyarakat yang tidak mau dilakukan fogging di dalam rumah dan hanya di lingkungan sekitarnya saja. Padahal banyak nyamuk yang bersembunyi di dalam rumah seperti tumpukan pakaian atau barang-barang lainnya.

"Fogging memang membunuh nyamuk dengan cepat, tapi seminggu kemudian nyamuknya keluar lagi. Harusnya diikuti pemberantasan sarang nyamuk," ujar  Saleha.

Cara paling efektif untuk menurunkan populasi nyamuk ialah dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di dalam rumah dan lingkungan sekitar rumah. Saleha memberi perhatian khusus pada tempat-tempat penampungan air atau yang bisa menampung air yang bisa menjadi perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti. 

Dia mengimbau agar masyarakat tidak hanya sekadar membuang air di bak mandi atau ember, tetapi juga menyikat dinding-dinding nya karena telur nyamuk bisa saja menempel.  Saleha menekankan PSN merupakan cara paling efektif dalam pencegahan demam berdarah, namun perilaku masyarakat di Indonesia dinilai masih belum patuh dalam melaksanakannya.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement