Selasa 16 Apr 2019 14:35 WIB

Pembangunan Distrik Halal Park Habiskan Investasi Rp 250 M

Halal Park akan menjadi pusat halal beragam sektor, makanan hingga keuangan syariah

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Founder komunitas halal fesyen, Hijup, Diajeng Lestari saat menjelaskan konsep Halal Park pada Presiden Indonesia, Joko Widodo, di Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Senin (16/4).
Foto: Republika/Lida Puspaningtyas
Founder komunitas halal fesyen, Hijup, Diajeng Lestari saat menjelaskan konsep Halal Park pada Presiden Indonesia, Joko Widodo, di Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Senin (16/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Distrik Halal Park akan berdiri di atas luas tanah 21 ribu meter persegi dengan konsep akulturasi budaya Indonesia dan nilai-nilai Islam. Pembangunannya melibatkan perusahaan BUMN, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (Wika) dan rampung pada 2020.

Kementerian BUMN ditunjuk Presiden Joko Widodo untuk menjadi koordinator pelaksana tugas pembangunan Halal Park. Menteri BUMN, Rini Soemarno mengatakan halal park merupakan salah satu komitmen pemerintah untuk mengembangkan industri syariah.

Baca Juga

Kedepannya, Halal Park akan menjadi pusat halal beragam sektor mulai dari makanan, fesyen, hingga keuangan syariah. Ia bisa menjadi destinasi domestik maupun internasional karena menawarkan beragam aktivitas. Mulai dari komersil, religius, hingga edukasi.

Inisiatif Halal Park muncul dari komunitas halal yang dipimpin oleh CEO dan Founder Hijup, Diajeng Lestari. Ia mengatakan Halal Park akan menjadi pusat atau sentralisasi dari industri halal mirip seperti sentralisasi fesyen di luar negeri, contoh Milan, Italia.

"Lokasinya yang terintegrasi memungkinkan para pelaku industri saling bertukar pikiran dan berinovasi untuk memajukan industri halal," kata dia dalam peresmian Halal Park, di Gelora Bung Karno, Selasa (16/4).

Bangunannya akan terdiri dari empat lantai. Terdiri dari tenant-tenant fesyen, makanan, sektor pariwisata halal, dan area untuk kreasi seni. Selain itu, Diajeng menambahkan, bangunan akan memiliki museum yang menyajikan sejarah Islam Nusantara sehingga bisa menjadi sarana edukasi.

Jokowi mengatakan investasi untuk pembangunan Halal Park berkisar Rp 250 miliar. Menurutnya, Indonesia memang butuh pusat industri halal mengingat perkembangannya yang pesat baik di dunia dan Indonesia.

"Kita angkat industri halal kita yang bisa jadi motor pertumbuhan ekonomi," kata Jokowi. Halal Park akan menjadi stimulus bagi kreatifitas generasi muda dan ladang inovasi yang bisa membawa pada kesejahteraan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement