REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan meminta para orang tua memastikan anaknya sahur di rumah. Sebab, beberapa kali diketahui remaja keliling di jalan menjelang sahur membawa senjata tajam.
"Para orang tua pastikan anaknya sahur di rumah, pastikan anaknya tidak ikut dalam kegiatan itu," ujar Anies akhir pekan lalu.
Menurut Anies, untuk menghindari kejadian tawuran, peran masyarakat dalam hal ini orang tua juga dibutuhkan. Selain aparat penegak hukum, seperti polisi dan Satpol PP, yang berpatroli, kata Anies, kurang efektif mencegah tawuran tersebut.
Selain itu, Anies mengajak seluruh masyarakat mulai dari RT, RW, dan tokoh masyarakat setempat ikut menjaga keamanan lingkungan. Dengan demikian, kegiatan negatif yang menimbulkan keributan dapat terhindari.
"Mulai dari RT, RW, kemudian tokoh masyarakat, ajak lingkungannya untuk menjauhi praktik kebut-kebutan, tawuran, dan hal negatif lainnya menjelang sahur, jaga itu," kata Anies.
Ia menambahkan, bila terjadi tindak pidana, ia tak segan-segan memberikan sanksi yang tegas sesuai hukum. Seharusnya, pada bulan Ramadhan ini, tawuran tak terjadi karena masyarakat sedang menjalankan ibadah dengan saling menjaga ketertiban umum.
"Kita bekerja sama dengan aparat kepolisian, nanti yang akan melakukan penindakan-penindakan apabila menyangkut pelanggaran pidana," ujar dia.
Sementara itu, sudah terjadi empat kali aksi tawuran antarremaja atau pun anak-anak di Kota Bekasi. Rata-rata kejadian berlangsung tengah malam atau sebelum waktu sahur. Sebagian dari aksi tawuran itu berhasil digagalkan warga. Sebagian lagi dibubarkan oleh aparat keamanan yang sedang berpatroli.
Berdasarkan informasi yang dikumpulkan Republika, sepekan bulan Ramadhan ini telah terjadi empat kali aksi tawuran di Kota Bekasi. Pertama, aksi tawuran di Jembatan 3, Pondok Timur Indah, Bekasi Timur, pada Rabu (7/5) sekitar pukul 23.30 WIB. Tawuran di lokasi ini berhasil dihentikan warga dengan menagkap para pelaku.
Aksi tawuran lainnya terjadi di Kelurahan Pengasinan, Rawalumbu pada Rabu (8/5) dini hari. Aksi mereka juga berhasil dihentikan oleh warga. Pada malam yang sama, sejumlah remaja yang dicurigai hendak tawuran juga ditangkap oleh warga di Kampung Babakan, Mustika Sari, Bekasi Timur.
Kasubag Humas Polres Metro Bekasi Kota Kompol Erna Ruswing, mengatakan, kejadian di Jalan Mustika Sari itu belum sampai ke aksi tawuran. Namun, Erna mengakui, aksi remaja itu cukup meresahkan masyarakat di sana.
Erna menyebutkan, pada malam kejadian ia berada di Jalan Mustika Sari. Ketika itu, ia hendak pulang ke rumahnya yang masih di lokasi yang sama. Erna mengaku, mobilnya sempat dipukuli oleh sekelompok remaja. Erna pun langsung berupaya mengejar mereka dan berupaya membubarkan mereka.
Aksi tawuran juga sempat akan terjadi di Bekasi Selatan pada Rabu (8/5) dini hari. Beruntung aparat kepolisian yang sedang berpatroli berhasil membubarkannya. Erna mengatakan, aparat dari Polres maupun Polsek selalu melakukan patroli Cipta Kondisi selama Ramadhan agar suasana tetap kondusif.
Erna menjelaskan, aksi tawuran antarremaja atau pun anak-anak ini memang kerap terjadi ketika tengah malam, yakni pada waktu kosong antara seusai shalat tarawih hingga waktu sahur. Pada waktu tersebut, warga mulai beristirahat, tapi remaja tetap nongkrong-nongkrong. "Itu mereka enggak ada kegiatan, mungkin dari sana mulainya," kata Erna.
Wakil Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, mengatakan, pihaknya akan mendorong peran kiai, ustaz, dan pengurus masjid dalam mengatasi masalah ini. Peran pemuka agama itu, menurut Tri, bisa memperkuat persatuan dan kesatuan setiap unsur masyarakat.
Upaya lain yang akan dilakukan pemkot, kata Tri, adalah mengadakan silaturahim bersama tiga pilar (Pemerintah, Kepolisan, dan TNI) di tingkat kelurahan dan kecematan. "Sehingga, tiga pilar itu nanti bisa memantau (aktivitas remaja) setelah shalat tarawih sampai menjelang sahur," kata Tri kepada Republika.
Balap Liar
Direktorat Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Metro Jaya telah memetakan lokasi-lokasi rawan balap liar di sejumlah wilayah. Polisi pun mengingatkan, agar masyarakat tidak melakukan balap liar, khususnya selama bulan puasa.
Kepala Sub Direktorat Pembinaan dan Penegakan Hukum (Kasubdit Bin Gakkum) Ditlantas Polda Metro Jaya, Kompol M Nasir, mengatakan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah pengamanan terkait maraknya balap liar yang dilakukan. Hal itu dilakukan dengan bekerja sama terhadap sejumlah pihak terkait, baik dari satuan polsek, koramil, hingga pihak kelurahan.
"Pengamanan dalam mencegah balapan liar dilakukan oleh semua unsur pengamanan setempat. Satuan terdepan kewilayahan polsek, koramil, dan kelurahan setempat dengan melibatkan pokdarkamtibmas," kata Nasir melalui keterangan tertulisnya, Ahad (12/5).
Nasir menjelaskan, pihaknya mengedepankan langkah preventif dalam pencegahan balap liar, yakni dengan cara pendekatan patroli dan penempatan personel. Terutama, kata dia, pada titik lokasi dan perkiraan jam kegiatan balap liar dengan mengerahkan personel sesuai wilayah masing-masing.
Menurutnya, polisi juga tidak segan melakukan langkah represif, seperti pemeriksaan kendaraan, kelengkapan surat berkendara, barang bawaan, serta melakukan penindakan tilang jika ditemukan pelanggaran. Ia menyebut, balap liar merupakan tindakan yang melanggar Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 Pasal 115.
Berdasarkan data Polda Metro Jaya, Jakarta Timur paling banyak lokasi balap liar sebanyak delapan titik, di antaranya Jalan Kalimalang dan Jalan Pemuda, Rawamangun. Diikuti Jakarta Selatan dengan tujuh titik di antaranya Jalan Panjang, Permata Hijau, dan Jalan Arteri Pondok Indah.
Kemudian, di Jakarta Barat ada enam titik salah satunya Jalan Panjang, Kebon Jeruk. Di Jakarta Pusat ada lima titik, salah satunya di Jalan Benyamin Sueb, Kemayoran dan Jalan Asia Afrika, Senayan.