Jumat 24 May 2019 11:03 WIB

Pedagang Tahu Diajak Beralih ke Palata, Tinggalkan Formalin

Palata dapat digunakan sebagai pengawet untuk menggantikan pengawet tahu.

Red: Reiny Dwinanda
Perajin tahu.
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Perajin tahu.

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Palembang mengimbau seluruh produsen tahu menghentikan penggunaan formalin sebagai pengawet. Sebagai gantinya, produsen dapat memanfaatkan bahan pengawet alami palata.

Kepala BBPOM Palembang Hardaningsih mengatakan, tahu berformalin masih ditemukan di Kota Palembang. Saat inspeksi mendadak (sidak) pada bulan Ramadhan, pihaknya menemukan kebanyakan tahu yang beredar di pasar ternyata berformalin.

Hardaningsih mengatakan, BBPOM Palembang sudah pernah mengumpulkan semua perodusen tahu di Kota Palembang saat sosialisasi penggunaan palata. Namun, hingga kini masih ada saja ditemukan tahu berformalin.

"Artinya, ada yang tidak mengikuti imbauan BPOM," ujar Hardaningsih kepada Antara.

Hardaningsih menjelaskan, palata terbuat dari bahan alami ekstrak kulit pisang yang keamananya sudah teruji oleh BPOM. Dengan menggunakan palata maka tahu akan terjaga hingga 48 jam sehingga sampai ke tangan konsumen dalam kondisi segar.

Menurut Hardaningsih, belum semua produsen tahu bersedia pindah ke palata karena persoalan formula. Banyak produsen tahu belum bisa menemukan formula yang pas dalam menggunakan palata sehingga mereka masih pakai formalin.

"Jadi kami akan terus mengedukasi sampai ke pabrik-pabrik produksi dengan ujicoba terlebih dahulu," kata dia.

Penggunaan palata tidak banyak mengubah rasa dan warna pada tahu, bahkan membuat tahu lebih sehat sehingga pembeli bisa mendapatkan tahu yang lebih baik serta tidak mudah rusak. Produsen bisa mendapatkan palata dari toko-toko online dengan kisaran harga Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu per 100 gram, lebih murah dibandingkan formalin yang jelas-jelas berbahaya.

Sementara otu, Wakil Wali Kota Palembang, Fitrianti Agustinda, mengatakan akan terus mengecek pabrik tahu di wilayah setempat untuk memastikan tahu yang mayoritas dikonsumsi warga setiap hari itu tidak mengandung formalin. Ia mengatakan, sudah ada 10 produsen tahu berformalin yang sedang diproses pengadilan.

"Kami selalu tegas dalam urusan pengawasan makanan," ujar Fitrianti.

Ia mendukung upaya BBPOM meningkatkan penggunaan palata di kalangan produsen tahu. Fitrianti akan melibatkan dinas-dinas terkait agar pemakaian palata semakin meluas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement