Selasa 16 Jul 2019 04:00 WIB

Dibuka Mendadak, SMPN 57 Bekasi Masih Minim Fasilitas

SMPN 57 Bekasi menempati gedung bekas SDN 10 Duren Jaya.

Rep: Febriyan A/ Red: Dwi Murdaningsih
Sejumlah siswa SMPN 57 Kota Bekasi sedang mengangkat buku bekas SDN 10 ke ruangan kepala sekolah. SMPN yang baru dibuka sepekan yang lalu itu menempati gedung bekas SDN tersebut.
Foto: Republika/Febryan.A
Sejumlah siswa SMPN 57 Kota Bekasi sedang mengangkat buku bekas SDN 10 ke ruangan kepala sekolah. SMPN yang baru dibuka sepekan yang lalu itu menempati gedung bekas SDN tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Hari pertama sekolah di SMPN 57 Kota Bekasi, sejumlah siswa masih sibuk merapikan buku-buku bekas pelajaran SD disana. Sebab, SMP yang dibuka dadakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi pada Senin (8/7) lalu itu, menempati gedung bekas SDN 10 Duren Jaya.

SMPN 57 ini berlokasi di Kelurahan Duren Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi. Sekolah yang memiliki 108 orang siswa baru itu, kini masih berafiliasi ke SMPN 11 Kota Bekasi. Begitupun dengan staf pengejar yang masih didatangkan dari SMPN 11 sebanyak 11 orang guru. Ditambah dua orang staf tata usaha.

Baca Juga

"Hari ini kegiatanya pemberian informasi MPSS (masa pengenalan lingkungan sekolah) dan siswa juga gotong royong membersihkan sekolah baru," kata Plt Kepala Sekola SMPN 57 Suparman, Senin (15/7).

Gedung bekas SDN 10 itu memiliki enam ruangan kelas dan satu ruangan kepala sekolah. 108 siswa SMPN 57 dibagi dalam tiga rombongan belajar (rombel). Para siswa ditempatkan di tiga ruangan kelas yang berada di lantai dua.

Sedangkan guru, menempati satu ruangan kelas yang ada di lantai satu. Tampak ruangan guru masih kosong, hanya ada meja-meja bekas pelajar SD. "Ya namanya juga baru, sementara fasilitasnya baru ada ini," ucap Suparman.

Dua ruangan kelas yang masih kosong, kata Suparman, rencananya akan digunakan untuk ruangan tata usaha, pustaka dan laboratorium. "Untuk melengkapi fasilitas itu masih diprogramkan dulu dari SMPN 11 sebagai sekolah induk agar diajukan ke Dinas Pendidikan," ujar Suparman.

Dia mengatakan, pihaknya hingga saat ini masih menata ruangan kelas yang ada di lantai satu sebagai pustaka. Karena, buku-buku akan didatangkan dari SMPN 11. "Kan buku di SMPN 11 itu banyak, jadi bisa dibawa kesini sebagian," ucapnya.

Sedangkan ruang laboratorium, dia belum bisa memastikan kapan akan mulai dibangun disana. Anggarannya, kata dia, akan ditentukan oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi. Ketika ada jadwal untuk belajar di laboratorium, para siswa untuk sementara waktu harus datang ke SMPN 11 yang berjarak sekitar 750 meter dari SMPN 57.

"Ya, dikondisikan dulu," kata Suparman.

Suparman menuturkan, meski masih minim fasilitas, dia memastikan proses belajar akan berlangsung normal dan efektif. Sebab, guru sudah siap sedia untuk mengajar. "Jadwal mengajar juga sudah dikeluarkan oleh SMPN 11 untuk membagi waktu mengajar," kata dia.

Orang tua siswa yang datang mengantarkan anaknya pagi itu, Sugeng (35 tahun), mengaku bersyukur dibukanya SMPN 57. Sebab, putranya sempat tak diterima ketika mendaftar di SMPN 11 lantaran jauhnya jarak domisili Sugeng dengan sekolah itu.

"Walaupun dibukannya telat dan dadakan, ya bersyukur lah, akhirnya anak saya bisa dapat sekolah juga. Kalau ke swasta kan mahal" ucap Sugeng.

Sugeng pun mengaku cukup memahami kurangnya fasilitas di SMPN 57. Dia yakin fasilitas itu secara bertahap akan dilengkapi oleh pihak Disdik. "Yang penting sudah ada sekolah dan bisa belajar dulu," ujar Sugeng.

Kepala Seksi SMP Disdik Kota Bekasi, Mawardi, mengatakan fasilitas SMPN yang baru dibuka sepekan itu akan segera dilengkapi. "Tambahan fasilitas masih dibahas dengan sekolah induknya," kata Mawardi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement