Sabtu 03 Aug 2019 07:36 WIB

Gempa Besar di Dekat Jakarta

Gempa akibat aktivitas penunjaman Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia.

Karyawan berada diluar gedung perkantoran sesaat setelah terjadi gempa di kawasan Sudirman, Jakarta, Jumat (2/8/2019).
Foto: Antara/Narasi.Tv/Dwi Prasetya
Karyawan berada diluar gedung perkantoran sesaat setelah terjadi gempa di kawasan Sudirman, Jakarta, Jumat (2/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gempa bumi dengan getaran yang terasa di berbagai terjadi pada hari Jumat, (2/8) pukul 19:03 WIB. Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa bumi terjadi pada kedalaman 10 kilometer, berjarak 137 kilometer barat daya Sumur, Banten.

Menurut Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi-Kementerian ESDM, Kasbani, Unites States Geological Survey (USGS) mencatat gempa bumi pada koordinat 104.806 derajat BT dan 7.29 derajat LS dengan magnitudo M 6.8 pada kedalaman 42.8 km.

Kasbani menjelaskan, penyebab gempa bumi berdasarkan lokasi pusat gempa bumi dan kedalamannya, terjadi karena aktivitas penunjaman Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia. "Pusat gempa bumi berada di laut," ujar Kasbani di Bandung, semalam.

Kasbani mengatakan, wilayah yang berdekatan dengan pusat gempa bumi adalah wilayah pesisir selatan Banten, Jawa Barat dan Lampung yang pada umumnya disusun oleh batuan sedimen berumur Kuarter. Batuan berumur Kuarter serta batuan berumur Tersier yang telah mengalami pelapukan bersifat urai, lepas, belum kompak. "Ini dapat bersifat memperkuat efek guncangan gempa bumi," katanya.

Guncangan gempa bumi terasa di Pandeglang dan Pesisir Selatan Lampung dengan intensitas III-IV MMI. Gempa bumi juga terasa dengan intensitas II-III MMI di Jakarta, Bandung, Depok hingga Yogyakarta.

BMKG, sempat mengeluarkan peringatan tsunami untuk gempa bumi tersebut. "Pandeglang Bagian Selatan dengan status ancaman SIAGA (ketinggian maksimal 3,0 meter), Pandeglang Pulau Panaitan dengan status ancaman SIAGA (ketinggian maksimal 3,0 meter), Lampung-Barat Pesisir-Selatan dengan status ancaman SIAGA (ketinggian maksimal 3,0 meter)," tulis akun twitter Humas BMKG.

Sedangkan wilayah lain dinyatakan waspada, diantaranya: Pandeglang Bagian Utara, Lebak, Tanggamus Pulau Tabuan, Sukabumi Ujung Genteng, Tanggamus Bagian Timur, Lampung Selatan Kepulauan Krakatau, Lampung Selatang Kepulauan Legundi, Lampung Barat Pesisir-Tengah, Lampung Barat Pesisir-Utara, Bengkulu Utara Pulau Enggano, Kaur Bengkulu, Lampung Selatan Kepulauan Sebuku, Bengkulu Selatan, Serang Bagian Barat, dan Seluma

Di Lampung, gempa semalam memicu warga Telukbetung yang bermukim di pesisir Teluk Lampung beramai-ramai mengungsi ke tempat yang tinggi. Arus kendaraan dan mobil yang meluncur dari Telubetung ke arah Kantor Wali Kota Bandar Lampung, Masjid Agung Al-Furqon, dan juga Kantor Gubernur Lampung.

Suasana ramai dan macet, serta diiringi bunyi klakson mobil dan motor menuju tempat yang tinggi. Selain itu, warga yang tidak membawa kendaraan berjalan kaki mengajak anggota keluarganya anak dan orang tua ke tempat yang aman, seperti di trotoar jalan, dan juga lapangan terbuka.

“Kami khawatir ada gelombang tsunami, jadi warga beramai-ramai mengungsi lagi seperti tsunami yang terjadi akhir tahun lalu. Kami belum berani pulang ke rumah,” kata Ardi, warga Telubetung Utara.

Warga panik, setelah getaran gempa terasa lama saat sedang bersantai di dalam rumah. Sebagian warga masih terbayang dengan bencana gelombang tsunami yang melanda di pesisir selatan Provinsi Lampung pada 23 Desember 2018 lalu.

“Lebih baik kami mengungsi daripada tidur di rumah. Khawatir ada tsunami seperti akhir tahun lalu,” kata Tati, warga di Jalan WR Supratman, Telubetung. Warga Telubetung nampak beramai-ramai menempati selasar di Masjid Agung Al-Furqon, dan juga lapangan di Kantor Gubernur.

photo
Pegawai KPK keluar dari gedung KPK saat terjadi gempa di Jakarta, Jumat (2/8/2019).

Sejumlah pasien rawat inap dan rawat jalan di Rumah Sakit Immanuel Jalan Soekarno – Hatta Kota Bandar Lampung juga diungsikan keluar ruangan. “Seluruh pasien dievakuasi ke luar ruangan, karena gempa,” kata Susi Edison, yang menemani suaminya berobat di RS Immanuel Kota Bandar Lampung, Jumat (2/8) malam.

Menurut dia, getaran gempa terasa sangat lama saat menunggu berobat. Keluarga pasien dan pasien baik yang rawat jalan maupun rawat inap berhamburan keluar ruangan berobat.

Getaran gempa cukup kencang terasa di Kota Depok. "Sangat kencang getarannya di ITC. Pemilik toko dan pengunjung berhamburan keluar," kata Sisca, seorang pemilik toko di ITC Kota Depok.

Goncangan gempa membuat beberapa bangunan di Kota Depok juga rusak, dan salah satunya di Ruko Verbena yang berlokasi di Jalan Boulevard GDC, Kelurahan Tirtajaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok. Salah satu ruko di lokasi tersebut dinding keramiknya terlepas dan jatuh sehingga pecah.

Hingga Jumat malam, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pandeglang, Banten menyatakan belum ada laporan korban ataupun kerusakan akibat gempa bermagnitudo 7,4 yang terjadi Jumat (2/8) malam. "Belum ada laporan. Kami sudah minta sama Camat Sumur untuk mengevakuasi warga untuk mengantisipasi adanya tsunami," kata Kepala Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Pandeglang, Lilis ketika dikonfirmasi, di Pandeglang, Jumat.

Ia menjelaskan, seluruh camat dan aparatur yang berada di kecamatan di wilayah pesisir diminta untuk selalu waspada, dan meminta warganya mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. n arie lukihardianti/mursalin yasland/alkhaledi kurnialam/rusdy nurdiansyah/antara ed: fitriyan zamzami

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement