Kamis 08 Aug 2019 17:10 WIB

Bom Bangkok Diduga Berkaitan dengan Politik

Pekan lalu, Bangkok diguncang serangkaian bom.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Aparat mengamankan lokasi bom di Bangkok Thailand
Foto: ABCnews
Aparat mengamankan lokasi bom di Bangkok Thailand

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Kepolisian mengatakan serangkaian bom di Bangkok, ibukota Thailand pekan lalu mungkin berhubungan dengan politik. Pihak berwenang masih memburu lebih dari satu lusin tersangka yang terkait dengan serangan tersebut. 

Pada Jumat (2/8), ada enam bom kecil dan enam bahan peledak meledak saat Bangkok menjadi tuan rumah pertemuan menteri luar negeri Asia Tenggara. Sebuah pertemuan yang juga dihadiri diplomat-diplomat Amerika Serikat, China, Rusia dan kekuatan dunia lainnya. 

Baca Juga

Ledakan itu melukai empat orang dan polisi sudah mengindikasi pelaku serangan berhubungan dengan pemberontakan di selatan Thailand. Pemberontakan yang terjadi di daerah mayoritas muslim dan membunuh lebih dari 7.000 orang sejak 2004. 

Pada hari Jumat lalu, polisi sudah menangkap dua orang tersangka di Provinsi Narathiwat. Mereka, dua di antara 15 orang yang dicurigai melakukan serangan. Polisi mengatakan tidak semuanya memiliki kaitan dengan wilayah selatan dan beberapa di antaranya sudah melarikan diri ke luar negeri. 

"Saya yakin ini berkaitan dengan isu politik," kata Kepala Polisi Chaktip Chaijinda, di konferensi pers, Rabu (8/8). 

Chaijinda tidak menjelaskan maksud dari pernyataannya. Tapi, ia mengatakan sekitar '80 sampai 90 persen' kasus pengemboman sebelumnya berkaitan dengan politik. "Dan kali ini kami sangat ini tahu siapa pelakunya," kata Chaijinda.  

Thailand baru saja menggelar pemilihan umum pertama sejak kudeta militer lima tahun yang llau. Mantan Jenderal Militer Prayuth Chan-Ocha terpilih sebagai perdana menteri karena suara dari Seat yang sepenuhnya ditunjuk junta militer yang dipimpin Prayuth sejak 2014. 

Ketua tim penyidik kasus ini Letnan Jenderal Polisi Suwat Changyodsuk mengatakan dua orang tersangka yang sudah ditahan akan menghadapi dakwaan kejahatan terorganisir, percobaan pembunuhan dan pemilikan bahan peledak. Polisi mengatakan satu hari sebelum ledakan terkoordinasi dilakukan dua orang itu menanam bom palsu di depan markas polisi. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement