Selasa 13 Aug 2019 07:11 WIB

31 Ribu Hektare Lahan Pertanian Puso

Tidak ada penurunan produksi yang berarti dari adanya puso itu. 

Rep: Imas Damayanti/ Red: Friska Yolanda
Kementan berupaya meminimalisir kondisi puso pada areal persawahan
Kementan berupaya meminimalisir kondisi puso pada areal persawahan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan hinggga Juli 2019 terdapat 31 ribu lahan pertanian yang gagal panen alias puso. Jumlah tersebut sekitar 0,38 persen dari luasan pertanaman sekitar 9 juta hektare dan diklaim masih kecil. 

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi mengatakan, dengan jumlah lahan puso tersebut produktivitas padi dan ketersediaan beras nasional masih aman tersedia. Bahkan Suwandi menyebut, tak ada penurunan produksi yang berarti dari adanya puso itu. 

Baca Juga

"Produksi normal, rata-rata produksi 5,4-5,5 ton per hektare," kata Suwandi kepada Republika.co.id, di kantornya, Jakarta, Senin (12/8). 

Lebih lanjut dia mengungkapkan, pemerintah telah melakukan persiapan pengamanan stok beras nasional dengan terkendali. Bahkan, kata dia, di luar Pulau Jawa seperti. Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Barat kekeringan dapat diatasi dengan penanaman padi di lahan rawa. 

Adapun antisipasi yang akan dilakukan pemerintah terkait dampak puso dan kekeringan adalah dengan memberikan bantuan benih. Misalnya, bantuan pemberian padi gogo dapat ditanam di lahan yang kadar airnya lebih sedikit jika dibandingkan padi biasa, atau ditanam di ladang yang bukan berkategori sawah. 

"Agustus ini kita ada banyak program menanam 500 ribu hektare padi gogo. Ditanamnya di sawah bekas panen, yang sawahnya masih lembab atau basah sedikit, yakni di 15 provinsi," kata dia. 

Menurut dia langkah tersebut dapat mengkompensasi sawah padi yang mengalami gagal panen. Suwandi mengungkapkan, program pertanaman padi gogo bakal dilakukan untuk pertama kalinya dengan menghitung perkembangan puso dan kekeringan hingga September mendatang. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement