Jumat 23 Aug 2019 00:15 WIB

Mendes Apresiasi Pembangunan di Desa-desa Kabupaten Tabanan 

Perekonomian desa-desa di Kabupaten Tabanan diharapkan terus tumbuh.

Kunjungan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro  Sandjojo (kanan) ke Kabupaten Tabanan, disambut Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti (tengah), Kamis, (22/8).
Foto: Dok. Pemkab Tabanan
Kunjungan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo (kanan) ke Kabupaten Tabanan, disambut Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti (tengah), Kamis, (22/8).

REPUBLIKA.CO.ID, TABANAN -- Kunjungan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo ke Banjar Dinas Singin, Selemadeg, Kabupaten Tabanan, Bali disambut hangat Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti, Kamis, (22/8) siang. Kunjungan ini dilakukan Eko dalam rangka Pengembangan Produk Unggulan Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN) SHINY di lima Kecamatan di Tabanan.

Kedatangan Eko, di Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional SHINY tersebut juga sekaligus dalam rangka penyerahan sembilan item bantuan di Kecamatan Selemadeg, Selemadeg Barat dan Pupuan. Hal itu dilakukan untuk mendorong produksi ekonomi agar memiliki nilai tambah dengan memadukan sektor hulu dan hilir dan memperkuat posisi tawar terhadap pasar.

Ini agar masyarakat setempat tidak hanya sebagai penerima harga tetapi sebagai penentu harga serta mencegah kompetisi tidak sehat dengan menguatkan kolaborasi antar Desa. Tiba sekitar pukul 14.00 waktu setempat, Eko beserta rombongan disambut Eka dan jajarannya yang terlebih dahulu tiba di lokasi. Eka didampingi Forkompinda Tabanan, salah satunya Dandim 1619 Tabanan, Toni Sri Hartanto, salah satu Anggota DPRD Kabupaten Tabanan, I Made Dirga, beserta OPD di lingkungan Pemkab Tabanan.

Dalam pertemuan tersebut, Eka menjelaskan, Tabanan merupakan lumbung pangan bagi provinsi Bali. Ini membuat Tabanan sangat getol membangun sektor pertanian. Disertai dengan alam yang mendukung, ini memungkinkan Tabanan dalam membangun sektor Pertanian berbasis Pariwisata.

“Kami bersyukur mempunyai alam yang kaya,” ucap Eka. Eka meyakini, dengan mengembangkan pembangunan dari pinggiran melalui tools kawasan perdesaan, maka akan mempercepat dan meningkatkan kualitas pelayanan. Sekaligus, mempercepat dan meningkatkan kualitas pembangunan serta pemberdayaan untuk peningkatan kapasitas masyarakat.

“Kami punya petani, nelayan juga ada peternak, maka dari itu kami bentuk BUMDes di Kabupaten Tabanan. Dengan tujuan bisa menampung, dan memasarkan prroduk-produk lokal yang merupakan produksi dari masyarakat Tabanan,” ungkapnya.

Eka menjelaskan sampai, saat ini, dari 133 Desa di Kabupaten Tabanan, ada 93 BUMDes yang telah melakukakan produksi. BUMdes tersebut yang mengolah hasil dari Petani. Salah satu contoh beras merah, sekarang ada beberapa variasi.

"Ada teh, ada untuk spa. Dan kalau diolah harganya bisa jauh lebih mahal dari beras merah biasa. Begitupun dengan olahan-olahan lainnya. Kalau Desa sudah makmur, tentunya Kecamatan dan Kabupaten kecipratan majunya,” ujar Eka.

Mendengar penjelasan dari Eka, Menteri Eko mengapresiasi. “Mungkin itu yang membuat Tabanan maju dengan cepat. Saya haturkan puji dan syukur, saya bisa berkenalan dengan bupati dan seluruh jajaran Pemkab Tabanan,” ujarnya.

Eko juga mengucapkan terima kasih karena selama lima tahun ini, Pemkab Tabanan telah membantu dan mendukung program dari Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. “Saya ucapkan terimakasih karena dalam lima tahun ini telah mengelola dana desanya dengan baik. Saya yakin Tabanan dengan alamnya yang sangat bagus, di bawah kepemimpinan Bupati eka akan mengembangkan pertania,"kata Eko.

Eko juga berpesan, di dalam membangun kawasan pertanian berbasis pariwisata harus memiliki sebuah inovasi dan terobosan-terobosan baru. Seperti yang dilakukan oleh desa-desa yang telah sukses memadukan sektor Pertanian dengan Pariwisata. “Saya yakin Tabanan bisa lebih maju, sehingga ada Desa maju baru di Tabanan.

Pariwisata memang paling cepat mendapatkan pendapatan bagi Desa,” ujarnya. Eko menambahkan, dalam mempercepat pertumbuhan pertanian berbasis pariwisata, maka hal terpenting adalah kawasan yang kita bangun bebas dari sampah plastik.

“Kalau bisa Ibu buat Perda melarang sampah plestik. Tanpa komitmen dari kita, maka akan sulit pariwisata kita berkembang. Jangan sampai karena sampah plastik, kita diboikot oleh negara negara lain,” ujar Eko. Usai memberikan sambutan, Eko dan Eka menyerahkan bantuan secara simbolis kepada perwakilan Petani di Kecamatan Selemadeg, Selemadeg Barat dan Pupuan.

Saat itu, Kecamatan Selemadeg kebagian bantuan berupa sarana prasarana pasca panen pertanian, bantuan pengembangan inkubator produk unggulan kawasan perdesaan, dan bantuan gudang pasca panen dan peralatan.

Kecamatan Selemadeg Barat mendapatkan bantuan untuk jalan, bantuan embung dan pasar kawasan perdesaan. Kemudian, Kecamatan Pupuan mendapat bantuan pembangunan sarana dan prasarana air bersih, bantuan usaha ekonomi produktif, dan bantuan pengembangan produk unggulan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement