Rabu 11 Sep 2019 07:19 WIB

Penumpang Angkutan Umum Diklaim Meningkat Saat Ganjil Genap

Kamera tilang elektronik akan ditambah di jalur ganjil genap.

Rep: Amri Amrullah/Flori Sidebang/Nurul Amanah/ Red: Bilal Ramadhan
Petugas kepolisian mengamankan kendaraan roda empat di kawasan perluasan ganjil genap Jalan Majapahit, Jakarta, Senin (9/9/2019).
Foto: Thoudy Badai
Petugas kepolisian mengamankan kendaraan roda empat di kawasan perluasan ganjil genap Jalan Majapahit, Jakarta, Senin (9/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Laporan implementasi perluasan ganjil genap pada hari pertama ternyata memberikan perpindahan cukup signifikan pengguna kendaraan pribadi ke angkutan umum. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut, pada hari pertama implementasi ganjil genap menunjukkan rekor pengguna kendaraan pribadi hampir satu juta orang.

"Alhamdulillah, kemarin jumlah penumpang Transjakarta mencapai rekor lebih dari 892 ribu penumpang per hari. Ini menunjukkan bahwa banyak dari masyarakat yang makin menggunakan kendaraan umum," kata Anies kepada wartawan sesaat setelah menghadiri peringatan HUT ke-74 TNI AL di Koarmada I, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (10/9).

Jumlah ini, sebut Anies, belum ditambah peralihan warga pengguna kendaraan pribadi ke moda raya terpadu (MRT) dan angkutan umum lain. "Kenaikan hampir satu juta orang menggunakan kendaraan umum itu adalah sebuah rekor," ujar Anies.

Anies menyebut, adanya peralihan pengguna kendaraan pribadi ke angkutan umum yang jumlahnya signifikan itu menunjukkan implementasi ganjil genap menjadi indikator yang paling reliable. Sebab, sejak awal pemberlakuan ganjil genap, tujuaannya adalah mengadakan kebijakan-kebijakan mendorong lebih banyak warga menggunakan kendaraan umum.

Walaupun kebijakan perluasan ganjil genap itu adalah kebijakan perantara untuk pengurangan polusi udara, dengan tingginya perpindahan pengguna angkutan umum ini, Anies berharap, setahap demi setahap tingkat polusi udara berkurang.

Soal kualitas udara di Jakarta, menurut Airvisual, masih memburuk. Anies menilai, pengurangan angka emisi gas buang kendaraan tidak bisa langsung dilihat ke perbaikan kualitas udara hanya dalam dua hari. Karena kualitas udara di Jakarta juga sangat berpengaruh dengan kualitas udara di daerah sekitarnya, seperti Bekasi, Depok, Tangerang, dan Bogor.

"Jika pengurangan jumlah kendaraan pribadi terus terjadi secara konsisten dan jangka panjang. Insya Allah, kualitas lingkungan hidup di Jakarta lebih baik, kemacetan pun berkurang," terangnya.

Kepala Divisi Corporate Secretary dan Humas PT Transjakarta Nadia Diposanjoyo menambahkan, selama masa uji coba hingga menjelang implementasi ganjil genap terjadi peningkatan jumlah pelanggan di Transjakarta. Ia menyebut, hampir seluruh rute Transjakarta yang melalui kawasan ganjil genap mengalami kenaikan penumpang hingga 3,95 persen.

"Itu ada di seluruh rute yang dimiliki Transjakarta, baik itu rute BRT dan non-BRT," kata Nadia.

Nadia menyebut, kenaikan tertinggi terlihat pada rute Bundaran Senayan-Harmoni. Kenaikan jumlah pelanggan rute tersebut menyentuh angka 8,2 persen. Ia mengatakan, pihak Transjakarta juga akan terus menghitung jumlah pelanggan dan peralihan penumpang Transjakarta saat penerapan ganjil genap itu diimplementasikan.

Selain itu, Transjakarta juga menambah 48 rute untuk mengantisipasi, lonjakan penumpang imbas perluasan ganjil genap. Dari 48 rute baru Transjakarta, 21 di antaranya bakal dilalui bus rapid transit (BRT). Kemudian, 23 rute untuk non-BRT dan empat sisanya adalah Mikrotrans.

Sementara itu, Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya mencatat, terjadi sebanyak 1.904 pelanggar pada hari pertama perluasan kebijakan ganjil genap, Senin (9/9). Jumlah tersebut terdiri atas lima wilayah yang ada di DKI Jakarta.

Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Muhammad Nasir mengatakan, jumlah pelanggar pada sore hari meningkat dibandingkan pada pagi hari. Nasir merinci, pada pelaksanaan pagi hari pukul 06.00-10.00 WIB tercatat 941 pelanggar. Sementara itu, pada pukul 16.00-21.00 WIB jumlah pelanggaran meningkat menjadi 963 pelanggar.

"Dari lima wilayah DKI, kita sudah mengambil penindakan dengan respresif itu totalnya 1.904 dengan rincian SIM yang kita jadikan barang bukti sebanyak 1.272 dan STNK sebanyak 632," kata Nasir, Selasa.

Nasir menjelaskan, pelanggaran terbanyak terjadi di wilayah Jakarta Barat dengan total 395 kasus. Disusul wilayah Jakarta Utara sebanyak 389 pelanggaran. Kemudian, 251 pelanggaran terjadi di Jakarta Selatan, dan di wilayah Jakarta Timur terdapat 197 pelanggaran.

Nasir menyebut, sejumlah pelanggar beralasan baru mengetahui aturan perluasan itu karena sebelumnya tak pernah melintas di ruas jalan tersebut. Selain itu, tambah Nasir, para pengendara nekad melanggar guna menghindari kemacetan di jalur alternatif.

Kamera ETLE Ditambah

Dinas Perhubungan DKI Jakarta akan menambah titik-titik kamera untuk penerapan tilang elektronik atau Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) di 81 titik. Penambahan titik untuk tilang elektronik ini untuk menambah perluasan pengawasan terutama pada penerapan kebijakan perluasan ganjil genap.

Untuk itu, Dinas Perhubungan DKI Jakarta telah menganggarkan tambahan pengadaan sistem tilang elektronik tersebut di rancangan APBD 2020. "Anggaran tersebut akan dimasukkan ke dalam anggaran hibah untuk Polri dalam rancangan APBD 2020," kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo, Selasa.

Syafrin menyebut, saat ini, untuk titik kamera tilang elektronik baru ada di 12 titik dan kamera dipasang oleh Polda Metro Jaya. Syafrin menyebut, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dirlantas Polda Metro Jaya untuk kembali menghitung kebutuhan kamera ETLE di lapangan.

Kebutuhan perluasan tilang elektronik tersebut, menurut Syafrin, di antaranya untuk memaksimalkan penindakan hukum, terutama di area ruas-ruas jalan yang telah diterapkan perluasan ganjil genap. Sebab, kata dia, 81 titik yang akan ditambah ini, termasuk ruas ganjil genap yang kemarin pada saat Asian Games 2018, belum termasuk tambahan 16 ruas jalan yang sekarang.

Selain menambahkan ETLE di jalur ganjil genap, Dishub DKI Jakarta juga akan menambahkan kamera ETLE di jalur bus Transjakarta. Dishub DKI berharap dengan tilang elektronik di jalur Transjakarta ini, jalur transportasi publik steril dari kendaraan pribadi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement