REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan Menteri Energi Rick Perry akan meninggalkan jabatannya pada akhir tahun. Trump menambahkan Perry telah melakukan pekerjaan yang luar biasa di Departemen Energi tapi ini waktunya ia pergi.
Perry telah menjadi menteri energi AS sejak Maret 2017. Ia menjadi salah satu kabinet yang paling lama menjabat dalam pemerintahan Trump. Mantan gubernur Texas itu memberitahu niatannya mengundurkan diri di pesawat Air Force One saat menemani Trump menuju Texas.
Trump mengatakan ia sudah tahu tentang niatan Perry itu sejak enam bulan yang lalu. "Ia memiliki ide untuk melakukan hal yang lain, ia orang yang luar biasa," kata Trump, Jumat (18/10).
Trump menambahkan ia sudah tahu siapa yang akan menggantikan Perry. Tapi ia menolak memberikan namanya. Perry mengundurkan diri setelah ia diduga terlibat dalam skandal Ukraina yang kini menjadi fokus penyelidikan pemakzulan yang digelar House of Representative.
House mengeluarkan surat panggilan terhadap Perry untuk menyerahkan dokumen yang berkaitan dengan perusahaan energi Ukraina. Ia juga dimintai kesaksian dalam percakapan antara Trump dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy. Jumat ini menjadi batas waktu bagi Perry menjawab panggilan House tersebut.
Trump mengatakan Perry yang menerima sambungan telepon Zelenskiy. Dalam sambungan telepon itu Trump meminta presiden Ukraina itu menyelidiki lawan politiknya Joe Biden dan putranya Hunter yang berkerja di perusahaan energi Ukraina.
Perry tidak menjawab pertanyaan tentang keputusannya mengundurkan diri. Juru bicaranya Shaylyn Hynes juga tidak dapat dihubungi.
Sebelumnya, Hynes mengatakan Perry ingin Trump berbicara dengan pemimpin Ukraina tentang upaya AS meningkatkan hubungan energi dengan negara-negara barat di Eropa Timur. Hal ini bagian dari upaya AS untuk melonggarkan dominasi Rusia di wilayah tersebut.