Jumat 15 Nov 2019 19:05 WIB

Gaza Kembali Berdarah, ACT DIY Galang Kepedulian

Ada bantuan yang telah siap seperti Posko First Response.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Konferensi pers Palestine Under Attack yang digelar Aksi Cepat Tanggap (ACT) DIY di Kabupaten Bantul, Jumat (15/11).
Foto: Dokumen.
Konferensi pers Palestine Under Attack yang digelar Aksi Cepat Tanggap (ACT) DIY di Kabupaten Bantul, Jumat (15/11).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Palestina kembali berduka. Hal ini disebabkan serangan udara dari Israel yang melintasi perbatasan Gaza terus digencarkan yang per Jumat (15/11) sudah menimbulkan 34 orang meninggal dunia.

Tidak cuma itu, lebih dari 120 jiwa menderita luka berat dan ringan di berbagai titik di Gaza. Serangan Israel meluluh lantakkan sekitar ratusan bangunan di sepanjang Jalur Gaza.

Merespons tragedi itu, Aksi Cepat Tanggap (ACT) DIY kembali mengajak masyarakat Indonesia untuk mengulurkan tangannya. Kepala Cabang ACT DIY, Bagus Suryanto mengatakan, ACT mengecam tindakan Israel itu.

Terlebih, kata Bagus, menjelang musim dingin yang mencekam. ACT melihat masalah ini begitu berat karena sudah berlangsung setiap tahun dengan eskalasi yang semakin meningkat.

Bagus menekankan, ACT sudah memberikan instruksi kepada relawan dan mitra-mitra kami di Gaza untuk memasifkan pendistribusian bantuan. Baik bantuan medis, kesediaan paket pangan, dan bantuan lainnya.

"Insya Allah umat Islam Indonesia melalui ACT akan terus membersamai mereka," kata Bagus, Jumat (15/11).

Untuk itu, Bagus mengajak masyarakat Indonesia turut andil dalam usaha perjuangan ini. Utamanya, untuk terus mendoakan agar Allah berikan perlindungan dan keselamatan bagi mereka.

Bagus menegaskan, ACT akan menjaga komitmen terus mengirimkan bantuan dan memastikan mereka melewati eskalasi serangan tanpa dihantui rasa mencekam. Termasuk, melewati musim dingin yang mencekam nanti.

"Kami Muslim Indonesia dan berharap seluruh Muslim di dunia untuk terus peduli dengan saudara kita di Palestina," ujarnya.

Ketua Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) DIY, Abdullah Sunono mengingatkan, persoalan di Palestina merupakan tanggung jawab kita semua. Artinya, tidak harus umat Islam, mengingat ini merupakan bencana kemanusiaan.

Terlebih, ia menekankan, yang dihadapi Palestina penjajahan dan pembantaian selama bertahun-tahun. Karenanya, cukup sebagai manusia bersama-sama membantu, mendukung kebebasan rakyat Palestina. "Ini sesuai asas politik luar negeri kita yang bebas aktif," ujar Susono.

Saat ini, bantuan dari ACT, khususnya medis, sudah disiapkan dan akan diberikan untuk merespons situasi darurat terkini di Gaza. Ada bantuan yang telah siap seperti Posko First Response.

Posko ini digunakan untuk melayani dan menangani kasus gawat darurat untuk para korban. Posko akan didirikan di beberapa kegubernuran di Jalur Gaza, khususnya di dekat perbatasan-perbatasan.

ACT menyiapkan bantuan medis lanjutan bagi korban yang membutuhkan penanganan operasi hingga bantuan penyedian alat bantu prostetik. Santunan disiapkan pula bagi keluarga korban agresi yang ditinggali.

Bantuan medis sesungguhnya telah berjalan sejak Great Return March (GRM) 2018. ACT membuka posko kesehatan di perbatasan, termasuk memberikan layanan kesehatan mobile kepada rakyat Gaza.

Mulai dari ke klinik-klinik kecil, sekolah-sekolah sampai pusat-pusat komunitas rakyat di Gaza. Kolaborasi ACT an Central Blood Association di Khan Younis Gaza, sudah tersedia di banyak titik di Jalur Gaza.

Sejak September lalu, ACT telah menargetkan kesediaan 1.000 kantung darah untuk menyuplai kebutuhan pasien-pasien di Gaza. ACT menarget 1.000 kantung darah pada Desember nanti demi memenuhi kebutuhan Gaza.

Aksi Cepat Tanggap terus mengajak masyarakat dermawan untuk bersama membantu terdampak konflik kemanusiaan di Palestina. Masyarakat bisa berdonasi langsung melalui tautan bit.ly/SelamatkanPalestina.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement