Rabu 18 Dec 2019 10:10 WIB

Kesetaraan Gender di Dunia Kerja Butuh 257 Tahun Lagi

Kesenjangan gender di dunia kerja melebar sejak tahun lalu.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Nur Aini
Kesetaraan Gender
Foto: www.worldvision.org
Kesetaraan Gender

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA — Perempuan saat ini terlihat secara bertahap menutup kesenjangan gender di bidang politik, kesehatan, dan pendidikan. Namun, di balik itu semua, menurut sebuah laporan yang diterbitkan oleh World Economic Forum (WEF), ketidaksetaraan tempat kerja diperkirakan masih terjadi hingga 2276.

Organisasi itu mengatakan kesenjangan gender di tempat kerja di seluruh dunia telah melebar lebih jauh sejak tahun lalu, saat keseimbangan tampaknya bisa dicapai dalam waktu 202 tahun. Mereka menemukan itu dengan melacak kesenjangan antara jenis kelamin di 153 negara di empat bidang, pendidikan, kesehatan, peluang ekonomi, dan pemberdayaan politik.

Baca Juga

Kemudian terdapat laporan dari EF yang memperkirakan akan diperlukan rata-rata 99,5 tahun bagi perempuan untuk mencapai kesetaraan, turun dari perkiraan 108 tahun dalam laporan tahun lalu.

Beberapa sektor telah menunjukkan perbaikan, tetapi yang lain jauh tertinggal.

“Kesetaraan umum akan memerlukan lebih dari seumur hidup untuk dicapai,” kata WEF mengakui dalam sebuah pernyataan, seperti yang dilansir dari Malay Mail, Rabu (18/12).

WEF mengatakan kesenjangan gender lebih dari 96 persen ditutup di bidang pendidikan dan bisa dihilangkan hanya dalam waktu 12 tahun. Kesenjangan itu sama kecilnya dalam kategori kesehatan dan kelangsungan hidup. Namun, laporan WEF mengatakan masih belum jelas berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai kesetaraan penuh dalam domain ini, sebab masalah yang masih ada di negara-negara berpenduduk padat seperti China dan India.

Sementara itu, politik adalah ranah yang kemajuannya paling sedikit hingga saat ini. Tetapi menunjukkan peningkatan terbesar dalam satu tahun terakhir. Perempuan pada 2019 memiliki 25,2 persen kursi majelis rendah parlemen dan 22,1 persen posisi menteri, dibandingkan dengan 24,1 persen dan 19 persen pada 2018.  

Selain itu, laporan mengatakan akan diperlukan waktu 257 tahun sebelum ada kesetaraan gender di tempat kerja. Jika itu tercapai, maka akan ada perkembangan-perkembangan positif, seperti peningkatan umum dalam pangsa perempuan di antara pekerja terampil dan pejabat senior.

Tetapi tren tersebut diimbangi oleh stagnasi atau membalikkan kesenjangan dalam partisipasi pasar tenaga kerja dan imbalan moneter. Rata-rata, hanya 55 persen perempuan dewasa yang ada di pasar tenaga kerja saat ini, dibandingkan dengan 78 persen untuk pria. Sementara, perempuan secara global rata-rata masih menghasilkan 40 persen lebih sedikit daripada pria untuk pekerjaan serupa di posisi yang sama.

Laporan itu menunjukkan negara-negara Eropa Barat dapat menutup kesenjangan gender mereka secara keseluruhan dalam 54,4 tahun. Negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara akan memerlukan waktu hampir 140 tahun untuk melakukannya.

Secara keseluruhan, negara-negara Nordik sekali lagi mendominasi posisi teratas. Pria dan perempuan paling setara di Islandia, diikuti Norwegia, Finlandia, dan Swedia. Suriah, Pakistan, Irak, dan Yaman menunjukkan kesenjangan gender terbesar secara keseluruhan dari negara-negara yang disurvei.

Di antara 20 negara ekonomi terkemuka di dunia, Jerman berada di tempat ke-10, diikuti oleh Prancis di urutan ke-15, Afrika Selatan di urutan ke-17, Kanada di peringkat ke-19 dan Inggris di peringkat ke-21. Amerika Serikat merosot ke urutan 53, dengan laporan perempuan di sana masih berjuang memasuki posisi bisnis paling atas dan kurang terwakili dalam peran kepemimpinan politik.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement