Rabu 19 Feb 2020 08:26 WIB

Melonjak, Harga Emas Cetak Rekor

Pertama kali sejak 2013, harga emas di pasar global menembus level 1.600 dolar AS

Emas Batangan (ilustrasi)
Foto: mycitya
Emas Batangan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Harga jual emas di pasar global melonjak lebih dari satu persen pada akhir perdagangan Selasa (18/2) atau Rabu (19/2) pagi WIB menyusul peringatan mengejutkan Apple Inc tentang dampak wabah virus corona. Harga emas menembus level psikologis 1.600 dolar AS.

Kondisi itu memicu kekhawatiran tentang kelemahan ekonomi global dan mendorong investor beralih ke aset-aset berisiko rendah.

Baca Juga

Emas berjangka di bursa Comex terangkat ke tingkat tertinggi sejak 2013, karena logam kuning didukung oleh permintaan safe-haven. Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April menambahkan 17,2 dolar AS atau 1,08 persen, menjadi menetap di 1.603,6 dolar AS per ounce.

Di pasar spot, harga emas melompat 1,30 persen menjadi diperdagangkan di 1,601 dolar AS per ounce pada pukul 13.55 waktu setempat (18.55 GMT) setelah mencapai 1.605,10 dolar AS, tertinggi sejak 8 Januari, di awal sesi.

"Pasar ekuitas berada di bawah tekanan dan emas masih dipandang sebagai aset safe haven klasik ketika kami mendapatkan beberapa berita negatif dalam kasus ini sehubungan dengan virus corona dan dampaknya terhadap ekonomi global," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.

Apple, perusahaan teknologi paling berharga di dunia, mengatakan tidak mungkin memenuhi perkiraan penjualan kuartal Maret karena wabah virus corona menekan rantai pasokannya.

Peringatan penjualan yang mengejutkan itu, menyeret pasar ekuitas global dari rekor tertinggi dan memicu pembelian aset-aset safe-haven.

"Ada kekhawatiran bahwa seluruh situasi virus corona ini mungkin sedikit lebih buruk daripada yang diperkirakan banyak orang dan implikasinya adalah bahwa bank-bank sentral di seluruh dunia akan sedikit lebih dovish dan pasar menatap pada harga realitas ini," kata Bart Melek, kepala analis komoditas di TD Securities.

Bank sentral China memangkas suku bunga pinjaman jangka menengah pada Senin (17/2/2020) ketika pembuat kebijakan berusaha untuk mengurangi guncangan ekonomi dari wabah virus.

Jumlah korban tewas di China telah meningkat menjadi 1.868, Komisi Kesehatan Nasional mengatakan, dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan setiap skenario masih di atas meja dalam hal evolusi epidemi.

"Emas terus membuat pergerakan ini ke samping lebih tinggi di tengah dolar yang secara tradisional menguat, yang memiliki kecenderungan membatasi atau menutup pergerakan komoditas menunjukkan seberapa kuat pasar emas," kata Meger High Ridge Futures.

Indeks dolar AS naik ke tingkat tertinggi lebih dari empat bulan terhadap rival utama, juga diuntungkan dari minat safe-haven. Palladium naik 2,8 persen pada 2.592 dolar AS per ounce, setelah mencapai tertinggi sepanjang masa di 2.592,02 dolar AS.

"Ini hanya dapat sebagian dijelaskan oleh masalah produksi yang sedang berlangsung di Afrika Selatan karena gangguan pasokan listrik dan defisit pasokan tinggi terbaru tahun ini," analis Commerzbank mengatakan dalam sebuah catatan.

Perak juga naik 2,2 persen menjadi 18,16 dolar AS per ounce, sementara platinum melonjak 2,3 persen menjadi 991,22 dolar AS.

Di pasar berjangka, perak untuk pengiriman Maret naik 41,6 sen atau 2,35 persen, menjadi ditutup pada 18,15 dolar AS per ounce. Platinum untuk penyerahan April melonjak 25,1 dolar AS atau 2,59 persen, menjadi menetap di 993,9 dolar AS per ounce.

sumber : Antara/Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement