Rabu 11 Mar 2020 22:50 WIB

AAJI: Penempatan Dana Asuransi tak Terpengaruh Gejolak IHSG

Penempatan dana asuransi tak terpengaruh karena sifatnya jangka panjang

Karyawan mengamati layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/3).(Republika/Prayogi)
Foto: Republika/Prayogi
Karyawan mengamati layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/3).(Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menyebutkan meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia mengalami gejolak, namun penempatan dana investasi pada industri asuransi jiwa tidak akan terpengaruh.

"Asuransi itu sifatnya jangka panjang, kami tidak over reacted, klien juga rata-rata tidak over reacted, artinya tidak melihat harga saham turun, mereka langsung berduyun-duyun switching, tidak seperti itu," kata Ketua Bidang Aktuaris dan Manajemen Risiko AAJI Fauzi Arfan di Jakarta, Rabu (11/3).

AAJI mencatat selama tahun 2019 komposisi penempatan dana investasi sebanyak 33,4 persen berada di instrumen reksa dana, kemudian pasar saham (31,9 persen), surat berharga negara atau SBN (15,3 persen), dan deposito (4,5 persen).

Menurut dia, berdasarkan pengalaman sebelumnya bahkan ketika krisis finansial tahun 2008 ketika harga saham merosot, justru menjadi waktu yang bagus untuk membeli saham karena harga yang rendah.

"Justru kalau harga saham turun, produksi kita lebih baik karena banyak orang top up untuk menambah porsi saham," katanya.

Pihaknya juga meyakinkan kepada para nasabah bahwa kondisi pasar saham akan kembali stabil dan tidak akan banyak perubahan signifikan dari sisi komposisi penempatan investasi.

Sementara itu Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon mengatakan nasabah yang membeli produk asuransi proteksi tidak terpengaruh dengan pergerakan IHSG karena bersifat jangka panjang.

Sedangkan untuk produk proteksi sekaligus investasi, merupakan waktu yang tepat untuk membeli karena harga per unit dalam asuransi unit link itu menjadi murah, meski ia mengakui ada juga sebagian nasabah yang menunda untuk membeli.

"Akan ada (nasabah) membeli nanti, menunggu (saham) naik, tapi akan ada yang tetap membeli karena fokus ke proteksi dan akan ada yang tetap membeli karena waktu yang tepat mengingat harga lagi rendah," katanya.

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (9/3) sempat anjlok hingga kisaran enam persen dan kembali bangkit pada Selasa (10/3).

Anjloknya IHSG BEI itu karena disebabkan beberapa faktor di antaranya perang minyak yang memicu merosotnya harga minyak mentah dunia serta wabah Virus Corona jenis baru atau COVID-19.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu ditutup melemah usai adanya korban jiwa akibat Virus Corona baru atau COVID-19 di Tanah Air. IHSG ditutup melemah 66,72 poin atau 1,28 persen ke posisi 5.154,11. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 12,7 poin atau 1,53 persen menjadi 819,77.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement