Kamis 26 Mar 2020 07:30 WIB

Gedung Putih Sepakati Paket Stimulus 2 Triliun Dolar AS

Stimulus akan bekerja bersama dengan suntikan 4 triliun dolar AS dari Federal Reserve

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Senat Amerika Serikat (AS) dan pemerintahan Gedung Putih menyepakati Rancangan Undang-Undang (RUU) paket stimulus ekonomi senilai 2 triliun dolar AS untuk mengurangi dampak ekonomi dari wabah virus corona (Covid-19).
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Senat Amerika Serikat (AS) dan pemerintahan Gedung Putih menyepakati Rancangan Undang-Undang (RUU) paket stimulus ekonomi senilai 2 triliun dolar AS untuk mengurangi dampak ekonomi dari wabah virus corona (Covid-19).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Senat Amerika Serikat (AS) dan pemerintahan Gedung Putih menyepakati Rancangan Undang-Undang (RUU) paket stimulus ekonomi senilai 2 triliun dolar AS untuk mengurangi dampak ekonomi dari wabah virus corona (Covid-19). Kesepakatan dicapai pada Rabu (25/3) pagi waktu setempat.

Seperti dilansir Reuters, Rabu, House of Representatives atau DPR akan mengikuti kesepakatan setelah Senat. Kesepakatan diambil setelah anggota parlemen dari Partai Republik dan Demokrat bernegosiasi berhari-hari bersama Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan pejabat lain dalam pemerintahan Presiden AS Donald Trump.

Baca Juga

Kesepakatan tersebut disampaikan oleh Pemimpin Mayoritas Senat Republik Mitch McConnell dalam sebuah pidato. "Ini adalah besaran investasi kita dalam menghadapi kondisi kritis saat ini. Kami akan mengesahkan undang-undang hari ini," tuturnya.

McConnel menambahkan, paket stimulus akan membantu warga AS membayar pajak di tengah potensi gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) sekarang. Selain itu, pemerintah akan memperluas asuransi pengangguran dan memberikan pinjaman darurat untuk usaha kecil.

Paket stimulus juga akan menstabilkan industri nasional utama dan memberikan bantuan keuangan bagi rumah sakit maupun penyedia layanan kesehatan. Mereka kini sedang berjuang mendapatkan peralatan kesehatan untuk pasien.

Sementara itu, Pemimpin Senat Demokrat Chuck Schumer menyebutkan, paket stimulus tersebut menjadi paket penyelamatan terbesar sepanjang sejarah Amerika. Ia menambahkan, bantuan dalam skala besar kini sudah dalam perjalanan yang diutamakan bagi masyarakat AS.

Paket stimulus diharapkan mampu meningkatkan perekonomian dengan suntikan bantuan besar-besaran. Di antaranya dana 500 miliar dolar AS untuk membantu industri yang terpukul dan bantuan langsung tunai hingga 3.000 dolar AS ke jutaan keluarga AS.

Schumer mengatakan, paket ini juga berisi 100 miliar dolar AS bagi rumah sakit dan fasilitas kesehatan, bersama dengan uang tambahan untuk kebutuhan perawatan kesehatan. Sebesar 150 miliar dolar AS lainnya akan digunakan untuk membantu pemerintah negara bagian dan lokal dalam melawan wabah Covid-19.

Pandemi global Covid-19 telah menewaskan lebih dari 660 orang di AS dan membuat lebih dari 50 ribu orang sakit. Pandemi juga menuntut ribuan bisnis tutup, membuat jutaan orang kehilangan pekerjaan dan menyebabkan negara-negara bagian memerintahkan hampir sepertiga dari populasi untuk tinggal di rumah.

Uang yang dipertaruhkan dalam undang-undang stimulus ini melebihi akumulasi anggaran yang dihabiskan AS untuk bidang pertahanan nasional, penelitian ilmiah, pembanguann jalan raya dan program diskresioner lain.

Sebelumnya, pada Selasa (24/3), penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan, stimulus 2 triliun dolar AS ini akan bekerja bersama dengan suntikan 4 triliun dolar AS dari Federal Reserve. Untuk resmi menjadi dasar hukum, kesepakatan stimulus harus melewati Senat, di mana Partai Republik menjadi mayoritas. Selain itu, draft juga harus melalui DPR yang dipimpin oleh Demokrat dan kemudian ditandatangani oleh Presiden.

Mnuchin mendesak Ketua DPR Nancy Pelosi segera menjadwalkan pemungutan suara setelah draf stimulus sudah dilewati di tahap Senat. Mnuchin memastikan, paket stimulus akan menjadi sangat penting untuk membantu pekerja, bisnis  dan seluruh masyarakat AS.   

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement