Sabtu 11 Apr 2020 05:23 WIB

Pantau Radar Tsunami, BMKG: Tak Ada Anomali Muka Laut

Hingga pukul 04.44 WIB seluruh instrumen pemantauan tidak menunjukkan tsunami.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Agus Yulianto
Dr. Daryono (Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG)
Foto: Dok. Pri
Dr. Daryono (Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) saat ini fokus melakukan pemantauan radar tsunami yang ada di wilayah Pantai Banten. Sejauh ini, tidak terjadi anomali permukaan laut yang menjadi pertanda tsunami.

"Data tide gauge dan radar tsunami BMKG menunjukkan tidak ada anomali muka laut pertanda tsunami," ujar Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, kepada Republika, Sabtu (11/4).

Daryono menjelaskan, saat ini pihaknya fokus terhadap pemantauan tsunami. Menurut dia, hingga pukul 04.44 WIB seluruh instrumen pemantauan tsunami tidak menunjukan akan terjadinya tsunami.

Sebelumnya, Gunung Anak Krakatau masih terus erupsi sejak Jumat (10/4) malam. Akun Twitter @infomitigasi mengabarkan pada Sabtu pukul 00.53 WIB, gunung berapi aktif itu masih memuntahkan isi perutnya.

Sementara itu, laman Magma Kementerian ESDM menyebutkan, letusan Gunung Anak Krakatau terjadi dua kali pada Jumat. "Letusan pertama terjadi pukul 21.58 WIB," demikian laporan laman Magma Kementerian ESDM.

Tinggi kolom abu teramati kurang lebih 200 m di atas puncak Gunung Anak Krakatau, sekitar 357 m di atas permukaan laut. Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah selatan.

Erupsi gunung yang terletak di Selat Sunda, antara Jawa dan Sumatra, terekam di seismograf dengan amplitude maksimum 40 mm dan durasi 72 detik. Sementara itu,  letusan kedua terekam pada pukul 22.35 WIB dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 500 m di atas puncak, kurang lebih 657 meter di atas permukaan laut.

Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal kea rah utara. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 40 mm dengan durasi 2248 detik.

PVMBG menyebut, Gunung Anak Krakatau berada di tingkat aktivitas Level II (Waspada). Masyarakat atau wisatawan direkomendasikan tidak mendekati kawah dalam radius dua km dari kawah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement