REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTRA -- Pertandingan ulang antara juara dunia kelas berat Tyson Fury dengan petinju AS Deontay Wilder tidak mungkin dilakukan tanpa ditonton banyak orang. Ini disampaikan promotor Inggris Frank Warren pada Rabu (6/5).
Fury menundukkan Wilder dalam pertandingan ulang di Las Vegas pada Februari silam sekaligus merengkuh mahkota juara WBC dengan TKO di ronde ketujuh. Mereka sebelumnya bertarung imbang pada Desember 2018.
Pertarungan ketiga di antara keduanya direncanakan di Las Vegas pada Juli, tetapi kemudian terpaksa ditunda karena pandemi virus corona. Selanjutnya laga tidak mungkin digelar paling cepat sebelum November atau Desember.
Otoritas Tinju Inggris (BBBofC) berharap bisa melanjutkan tinju profesional di Inggris pada bulan Juli tetapi dengan kondisi yang ketat dan tanpa penonton.
"Tidak akan ada nama besar petinju di luar sana," kata Warren kepada BBC tentang pertarungan pertama yang mungkin digelar setelah lockdown Inggris. "Tidak ada pula kemungkinan Fury vs Wilder tanpa adanya penonton yang menyaksikan."
Promotor Bob Arum mengatakan pada bulan lalu bahwa penundaan bisa lebih lama lagi karena pentingnya keberadaan penonton. Para penggemar di pertarungan terakhir menghasilkan hampir 17 juta dolar AS ke.
" Bagaimana Anda mengganti 17 juta dolar AS itu?" katanya dalam wawancara Top Rank Boxing, sebagaimana dilansir dari Reuters.
"Pertarungan Fury-Wilder mungkin harus menunggu beberapa bulan lagi sampai kita bisa kembali mendatangkan penonton sepenuhnya."
Proposal BBBofC untuk bulan Juli, yang masih dibahas dengan para promotor, mengusulkan agar para petinju di Inggris harus memakai masker wajah saat pertandingan dan dilarang menggunakan ember untuk membuang ludah mereka di sela-sela ronde.
Mantan juara dunia kelas ringan WBA, Anthony Crolla, mengatakan kepada BBC bahwa tidak mungkin untuk mengikuti aturan semacam itu.
"Seorang petinju tidak bisa meludah di ember? Bagaimana jika petarung itu berlumuran darah di mulutnya?" tanyanya.