Jumat 22 May 2020 00:50 WIB

KLHK Berencana Lakukan Modifikasi Cuaca di Riau

Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dilakukan dipenghujung musim hujan.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Nora Azizah
Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dilakukan dipenghujung musim hujan (Foto: ilustrasi modifikasi cuaca)
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dilakukan dipenghujung musim hujan (Foto: ilustrasi modifikasi cuaca)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melakukan rekayasa hujan untuk membasahi gambut melalui Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di wilayah Provinsi Riau. Upaya ini dilakukan memasuki penghujung musim hujan.

Sebelumnya Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) merekomendasikan rekayasa hujan. Hal ini dilakukan karena melihat potensi pembentukan awan hujan masih besar. Rekayasa hujan ini dilakukan KLHK untuk mengisi embung, kanal, dan membasahi gambut agar tidak kering saat nanti masuk musim panas yang diprediksi mencapai puncaknya pada periode Juni hingga Agustus.

Baca Juga

"Kami mendapatkan instruksi dari Ibu Menteri LHK, gambut harus dibasahi sebagai upaya pencegahan karhutla di Provinsi Riau. Rekayasan hujan ini bagian dari ikhtiar, selain kerja tim lapangan di darat yang setiap hari selalu melakukan patroli dan ground check hotspot," kata Direktur Pengendalian Karhutla KLHK, Basar Manullang, Kamis (21/5)

Rekayasa hujan diperlukan karena melihat mayoritas Titik Pemantauan Tinggi Muka Air Tanah (TP-TMAT) lahan gambut di Provinsi Riau, menunjukkan level siaga bahkan bahaya. Rekayasa hujan ini merupakan upaya pencegahan, bukan pemadaman. Basar berharap, dengan pasokan air yang cukup di kanal dan embung, serta gambut selalu basah, ancaman Karhutla di Provinsi Riau dapat berkurang.

Pelaksanaan rekayasa cuaca di Provinsi Riau dijadwalkan selama 15 hari kerja, terhitung dari tanggal 14-28 Mei 2020 mendatang. Hingga tanggal 20 Mei di Provinsi Riau, telah dilakukan enam sorti penerbangan dengan total bahan semai NaCl sebanyak 4,8 ton.

Rekayasa hujan dilakukan dengan pesawat Casa A-2107 milik TNI AU yang membawa garam dan menyemainya di sekitar awan hujan dengan ketinggian sekitar 10.000-12.000 kaki. Menyemai garam dengan mendekati awan jenis Cumulus memiliki resiko tinggi. Kru pesawat akan berusaha secepatnya menyemai garam dan tidak jarang harus berhadapan langsung dengan faktor cuaca yang sulit diprediksi.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement