Jumat 05 Jun 2020 17:11 WIB

Pertamina Dukung UMKM di Sumbar Tetap Produktif

Program Kemitraan Pertamina memberikan bantuan permodalan bergulir lunak

PT Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I mendukung Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Sumatera Barat tetap produktif di tengah pandemi Covid-19 melalui program Kemitraan Pertamina.
PT Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I mendukung Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Sumatera Barat tetap produktif di tengah pandemi Covid-19 melalui program Kemitraan Pertamina.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- PT Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I mendukung Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Sumatera Barat tetap produktif di tengah pandemi Covid-19 melalui program Kemitraan Pertamina.

Unit Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I Robby Hervindo melalui keterangan pers di Padang, Jumat (5/6), mengatakan program Kemitraan Pertamina yang memberikan bantuan permodalan bergulir lunak dan pengembangan usaha.

Baca Juga

"Program ditujukan untuk meningkatkan kemampuan UMKM agar menjadi tangguh dan mandiri," katanya.

Ia menyebutkan Program Kemitraan (PK) Pertamina menyalurkan permodalan bergulir bagi Ambun Suri, Seru Advertising, serta Keripik Mami dengan total Rp 430 juta pada 27 Mei 2020.

Program ini memberikan modal bergulir bagi UMKM hingga Rp 200 juta, dengan masa tenor tiga tahun dan biaya administrasi tahunan hanya tiga persen. UMKM yang menjadi mitra binaan Pertamina juga mendapatkan pengembangan usaha melalui pelatihan maupun promosi pemasaran.

"Ambun Suri, Seru Advertising, dan Keripik Mami juga telah bersedia konversi dari menggunakan elpiji 3 kilogram (kg) ke Bright Gas 5,5 kg. UMKM yang menjadi mitra binaan Pertamina MOR I juga akan mengikuti program konversi ini," kata dia.

Menurut dia konversi elpiji 3kg ke Bright Gas ini ini merupakan bagian dari program Pinky Movement yaitu program permodalan lunak bagi UMKM yang dikombinasikan dengan konversi dari elpiji 3 kg ke Bright Gas.

“Kami berharap melalui Program Kemitraan dan Pinky Movement, semakin banyak UMKM Sumbar yang eksis dan kreatif dalam mengembangkan bisnisnya,” kata dia

Sementara pemilik Ambun Suri Ida Arleni mengungkapkan bisnis kerajinan bordir dan sulam miliknya sempat mengalami penurunan selama dua bulan terakhir. Namun, ia memutar otak dengan melakukan inovasi membuat masker kain dan penjualan secara daring.

“Selama pandemi Covid-19, kondisi bisnis tetap berjalan. Alhamdulillah, pesanan masker baik partai besar ataupun partai kecil tetap ada. Insya Allah bila kondisi terus baik seperti ini, dalam waktu dekat kami akan buka cabang di pusat kota Bukittinggi,” ujar Ida.

Sedangkan Keripik Mami yang merupakan usaha kerupuk kulit di kota Bukittinggi juga berinovasi melalui pemasaran daring melalui aplikasi Whatsapp dan Instagram. Sementara Seru Advertising yang bergerak di bidang percetakan di Kota Bukittinggi, juga melakukan inovasi mengincar produk kesehatan seperti cetak timbul pada masker kain.

Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2020 menyentuh 2,97 persen. Angka ini menurun dibandingkan kuartal I 2019 sebesar 5,07 persen.

Turunnya pertumbuhan ekonomi ini juga berdampak pada bisnis usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia. Padahal menurut Kementerian Koperasi dan UKM, UMKM ini membuka lapangan kerja di Indonesia sebanyak 99,7 persen pada tahun 2019. Kontribusi UMKM terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) mencapai 60,34 persen dan ekspor sebessar 14,17 persen pada tahun 2019.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement