Senin 22 Jun 2020 04:17 WIB

Hadits-Hadist Anjuran Menghindari Utang

Sebisa mungkin, manusia dianjurkan untuk menghindari utang

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Hadits-Hadist Anjuran Menghindari Utang. Foto: Memberi uang, dan membayar hutang (ilustrasi).
Foto: Republika/Musiron
Hadits-Hadist Anjuran Menghindari Utang. Foto: Memberi uang, dan membayar hutang (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbagai masalah dan kemudharatan sering kali muncul akibat utang-piutang. Maka umat Islam sangat penting mengetahui ilmu dan adab-adab berhutang agar tidak menimbulkan kemudharatan.

Ustaz Muhammad Abdul Wahab Lc dalam buku Berilmu Sebelum Berhutang yang diterbitkan Rumah Fiqih Publishing menjelaskan hadits-hadits yang menganjurkan agar manusia menghindari hutang. Manusia harus sebisa mungkin menahan diri untuk berutang sampai benar-benar perlu.

Baca Juga

Ustaz Wahab Mengatakan, Rasulullah SAW senantiasa berdoa kepada Allah SWT untuk memohon perlindungan agar tidak terlilit oleh utang.

"Dari Aisyah r.a: Rasulullah berdoa dalam sholat, Ya Allah aku berlindung kepadamu dari berbuat dosa dan terlilit utang. Lalu ada seseorang yang bertanya: Mengapa anda banyak meminta perlindungan dari utang, wahai Rasulullah? Rasulullah menjawab: Sesungguhnya

seseorang apabila sedang berutang ketika dia berbicara biasanya berdusta dan bila berjanji sering menyelisihinya. (HR Bukhari Muslim).

Ustaz Wahab mengatakan, bahkan Rasulullah pernah menolak ketika diminta untuk mensholatkan salah seorang sahabat yang meninggal dunia. Karena sahabat itu masih memiliki utang yang belum terlunasi.

"Dari Jabir Radhiyallahu anhu ia berkata, seorang laki-laki meninggal dunia dan kami pun memandikan jenazahnya, lalu kami mengkafaninya dan memberinya wangi-wangian. Kemudian kami datang membawa mayit itu kepada Rasulullah SAW.

Kami berkata, sholatkanlah jenazah ini. Beliau melangkahkan kakinya, lalu bertanya, apakah dia mempunyai tanggungan utang? Kami menjawab, dua dinar. Lalu beliau pergi.

Abu Qatadah kemudian menanggung hutangnya, kemudian kami datang kepada beliau lagi, kemudian Abu Qatadah berkata, dua dinarnya saya tanggung.

Maka Rasulullah SAW bersabda, kamu betul akan menanggungnya sehingga mayit itu terlepas darinya? Dia menjawab, Ya. Maka Rasulullah pun mensholatinya.

Kemudian setelah hari itu Rasulullah bersabda, apakah yang telah dilakukan oleh dua

dinar tersebut? Maka Abu Qatadah berkata, sesungguhnya ia baru meninggal kemarin.

Jabir berkata, maka Rasulullah mengulangi pertanyaan itu keesokan harinya. Maka Abu Qatadah berkata, aku telah melunasinya wahai Rasulullah. Maka Rasulullah bersabda, sekarang barulah dingin kulitnya." (Musnad Ahmad).

Dua hadits selanjutnya juga mengisyaratkan bahwa utang yang ditinggalkan oleh seseorang, ketika dia meninggal akan menjadi salah satu perkara yang menghalanginya masuk surga.

"Dari Tsauban r.a: Rasulullah SAW bersabda, barang siapa yang meninggal dalam keadaan terbebas dari tiga hal yakni sombong, ghulul (khianat) dan hutang, maka dia akan masuk surga." (Sunan at-Tirmidzi).

"Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah SAW bersabda, jiwa seorang mukmin itu tertahan oleh sebab hutangnya sampai hutang itu dilunasi. (Musnad Ahmad).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement