REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Juru bicara China mengakui, sejumlah pasukan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) telah terbunuh dalam bentrokan dengan pasukan India di Lembah Galwan, Ladakh timur pada 15 Juni. Namun China memilih untuk tak mengungkap jumlah pasti ke publik.
Dalam sebuah cicitan di Twitter, media pemerintah China, Global Times mengatakan, jika China merilis jumlah korban maka Pemerintah India akan kembali mendapatkan tekanan.
Sebelumnya, pejabat India memperkirakan 40 personel pasukan China tewas dalam bentrokan di Lembah Galwan. Namun, Global Times menyatakan, pejabat India memberikan jumlah yang salah.
Menurut Global Times, perkiraan India terkait jumlah tentara China yang tewas bertujuan untuk memuaskan kaum nasionalis. "Para pejabat India ingin menenangkan kaum nasionalis dengan membuat spekulasi mengenai korban pasukan China, untuk memuaskan para garis keras India, seperti berspekulasi bahwa China kehilangan lebih banyak tentara daripada India," tulis Global Times, dilansir Times Now News.
Sebelumnya, pemerintah federal India memperkirakan 40 anggota militer China tewas dalam bentrokan di wilayah perbatasan. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Transportasi India, VK Singh yang merupakan mantan kepala militer.
"Jika 20 orang mati di pihak kami (India), maka akan ada setidaknya dua kali lipat korban di pihak mereka (Cina)," ujar Singh.
Singh tidak memberikan bukti apa pun untuk mendukung pernyataannya. Dia mengatakan, China secara historis tidak pernah menerima korban perang termasuk dalam konflik 1962 dengan India. Singh mengatakan, pihak India telah menyerahkan pasukan China yang tersesat di wilayah India setelah terjadi konflik.
Global Times menyatakan, alasan China tidak merilis jumlah korban karena Beijing ingin menghindari peningkatan eskalasi. Jika China merilis jumlah pasukan yang tewas kurang dari 20, maka pemerintah India akan kembali mendapatkan tekanan.
Sebanyak 20 tentara India terbunuh dalam pertempuran dengan China di sepanjang perbatasan di daerah Ladakh yang disengketakan. Pemerintah China hingga kini belum merilis jumlah korban jiwa di pihak mereka.
Dalam laporan European Foundation for South Asia, China enggan mengumumkan jumlah korban untuk menunjukkan bahwa wilayah mereka rentan untuk diserang. Selain itu, tanggapan pemerintah China atas bentrokan yang terjadi di Lembah Galwan sangat rendah, tidak seperti tanggapan ketika terjadi insiden di Selat Taiwan.
Bentrokan antara pasukan India dan China terjadi di tengah proses deeskalasai di Lembah Galwan, Ladakh. Insiden ini merupakan eskalasi serius antara di India dan China di wilayah perbatasan kedua negara yang diperselisihkan di barat Himalaya. Bentrok mematikan ini merupakan puncak dari ketegangan dalam beberapa pekan terakhir.
China mengeklaim wilayah di timur laut India. Sementara New Delhi menuduh Beijing menduduki wilayahnya di dataran tinggi Aksai Chin di Himalaya, yang termasuk bagian dari wilayah Ladakh.
.