REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jenazah Serma Rama, prajurit TNI yang gugur saat bertugas di Republik Demokratik Kongo, Afrika, rencananya akan diterbangkan ke Jakarta pada 1 Juli 2020. Hari ini telah dilakukan upacara pelepasan jenazah di Mavivi dan selanjutnya diterbangkan ke Uganda, Afrika Timur, untuk dilakukan autopsi.
"Direncanakan akan diterbangkan ke Jakarta tanggal 1 juli 2020. Akan dimakamkan di Pekan Baru," ujar Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI, Jenderal TNI Victor Hasudungan Simatupang, melalui pesan singkat, Kamis (25/6).
Victor menerangkan, hari ini rencananya akan ada upacara pelepasan jenazah Serma Rama di Mavivi oleh Monusco FC. Namun, kegiatan tersebut akan tergantung pada kondisi cuaca di sana. Setelah proses tersebut, jenazah Serma Rama akan diterbangkan ke Uganda.
Untuk prajurit lainnya yang menjadi korban luka-luka dari serangan, saat ini tengah menjalani masa pengobatan. Prajurit tersebut dirawat di RS Goma, rumah sakit PBB level II di Goma, markas Monusco PBB. "Yang luka-luka sedang dilaksanakan pengobatan di RS Goma. Nanti kita lihat apakah luka parah atau harus medevac," jelas dia.
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas gugurnya Serma Rama Wahyudi pada Selasa (23/6). Almarhum adalah salah satu putra bangsa yang ditugaskan pada misi perdamaian PBB di Republik Demokratik Kongo (Monusco).
"Penghargaan setinggi-tingginya kepada Alm. Serma Rama Wahyudi atas pengabdiannya dalam menjaga perdamaian dunia. Semoga keluarga yang ditinggalkan selalu diberikan ketabahan," ujar Menlu Retno dalam keterangan resmi Kementerian Luar Negeri RI, Rabu (24/6) pagi.
Berdasarkan laporan yang diterima dari Monusco, sejauh ini terdapat dua korban personel Indonesia dari pertempuran bersenjata di wilayah Kongo tersebut. Serma Rama Wahyudi dinyatakan meninggal dunia, sementara korban lainnya Prt M Syafii Makbul masih dalam perawatan intensif.
"DK PBB telah mengutuk keras serangan kepada Monusco dan meminta otoritas Kongo untuk melakukan investigasi dan membawa pelakunya ke meja pengadilan," ujar Menlu Retno.
Indonesia, sebagai kontributor personel misi perdamaian PBB terbesar ke-8 di dunia, senantiasa aktif menyerukan perlunya peningkatan keamanan dan keselamatan personel misi perdamaian PBB pada forum–forum PBB. Monusco adalah misi pemelihara perdamaian PBB di Republik Demokratik Kongo dan merupakan misi PBB terbesar ke-2 di dunia. Saat ini terdapat 1.047 orang personel dari Indonesia yang ditugaskan di sana.